MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pandemi covid-19 menuntut inovasi di semua bidang, terutama bidang pertanian. Meskipun ada keterbatasan mobilitas karena peraturan PPKM, kebutuhan akan produktivitas tetap tinggi. Beberapa penelitian terkait sistem smart farming dan smart agriculture pun terus dikembangkan.
Diantaranya penggunaan mikrokontroler yang terintegrasi dengan website, penggunaan mikroprosesor Raspberry Pi untuk otomasi dan pemantauan cuaca, implementasi Wireless Sensor Network untuk Otomatisasi Suhu Ruang dan Kelembaban Tanah pada Greenhouse Berbasis Web Server.
Dosen Universitas Negeri Malang (UM), Dr. Eng. Mokh. Sholihul Hadi, M. Eng., mengatakan penelitian-penelitian tersebut belum memecahkan akar permasalahan petani. Butuh sistem yang sustainable dan hemat energi dalam jangka waktu panjang.
“Yang tidak kalah penting juga membantu agar menghasilkan produk pertanian yang baik dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan melalui green energy,” katanya. Untuk itu, dia bersama timnya melakukan sebuah penelitian. Hasil riset itu didapatkan bahwa dengan menggunakan Teknologi IoT Wireless Sensor Network dan energi terbarukan, kualitas parameter terbaik untuk tumbuh kembang tanaman dapat dijaga.
Sholihul menerangkan, pada sistem ini parameter yang dimonitor antara lain adalah kelembaban udara, kelembaban tanah, suhu, dan intensitas cahaya. “Keempat parameter ini paling berpengaruh,” ujarnya.
Dosen Fakultas Teknik ini menerangkan adanya sistem platform IoT memungkinkan petani awam untuk mengetahui kondisi lahan secara real time. Pasalnya platform IoT dapat menampilkan perubahan parameter yang ditangkap oleh sensor secara real time. “Jadi petani dapat memantau dari manapun dia berada selama terhubung ke internet,” terangnya.
Dia menambahkan, perencanaan sistem juga membertimbangkan kebutuhan jangka akan bahan pangan dan juga ketersediaan energi. Sehingga berkontribusi pada upaya mengatasi dampak perubahan iklim. “Pada sistem ini juga akan dibangun sistem manajemen energi baik pada sisi sensor maupun pada sisi actuator,” imbuhnya.
Tim Pengusul Penelitian ini terdiri dari tiga dosen. Yakni Dr. Eng. Mokh. Sholihul Hadi, M. Eng., sebagai ketua. Serta Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar dan Dyah Lestari, S.T., M.Eng., sebagai anggota. Istimewanya, program riset LPDP ini sudah menghasilkan dua paten. Paten pertama, Sistem Otomatis Inkubator Penyemaian Bibit Tanaman Hidroponik Menggunakan Logika Fuzzy Terhubung Cloud Dan Platform Website.
Suatu sistem media pembesaran bibit hidroponik berbentuk inkubator menggunakan logika fuzzy berbasis Internet of Things. Terdiri dari membaca nilai suhu dan kelembaban udara, nilai intensitas cahaya, nilai water level pada area inkubator, serta kamera untuk pengambilan gambar kondisi tanaman secara realtime.
Paten Kedua, Alat Kontrol dan Monitoring Sistem Akuaponik Menggunakan Logika Decision Tree Terhubung Cloud Dan Platform Website. Invensi ini berkaitan dengan alat kontrol suhu air, kontrol pH air, kontrol pencahayaan tanaman, monitoring suhu air, pemberian pakan otomatis, monitoring pH air, monitoring suhu air, monitoring pencahayaan tanaman, monitoring suhu udara, dan monitoring kelembaban pada pertanian akuaponik.
Logika decision tree diterapkan pada pengontrolan suhu air dan pH air. Integrasi IoT antara mikrokontroler dan data base memungkinkan pengiriman data secara realtime. (imm/adv/bua)