MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menghasilkan wisata peminatan terbatas (nieche). Wisata ini diberi nama Tresno Baturetno di Desa Baturetno Dampit Kabupaten Malang.
Wisata ini telah memasuki tahap finalisasi dan kick-off realisasi gagasan. KKN Tematik mengangkat delapan isu strategis yang disajikan secara digital baik melalui peta tematik, e-book, video reportase online, serta tata kelola wisata berbasis online.
Dekan FTSP, ITN Malang, Dr. Ir. Hery Setyobudiarso M.Sc, menjelaskan, hibah riset keilmuan KKNT di Desa Baturetno mencoba mengembangkan potensi dari hasil pertanian kopi. Hasilnya, mahasiswa yang didampingi dosen mampu memunculkan suatu wisata minat khusus sebagai bentuk optimalisasi produk kopi serta potensi geografis desa yang sangat menarik untuk dijadikan tempat kunjungan wisata.
“Kedepannya semoga bisa dipoles lagi menjadi desa yang lebih menarik. Agar wisatawan tertarik untuk datang. Efeknya akan meningkatkan perekonomian warga desa. KKN Tematik ini juga sebagai percontohan bagi Prodi Arsitektur, PWK, dan prodi lain di ITN Malang dalam mengembangkan potensi desa,” tutur Hery.
Tim Riset Destrada memulai kegiatan di Desa Baturetno sejak Maret 2022. Destrada merupakan inisiasi perencanaan strategis desa yang dilakukan secara partisipatif dengan keterlibatan masyarakat untuk saling belajar menemu-kenali isu dan potensi pengembangan desa melalui observasi langsung, analisis pemetaan, digitalisasi proses, dan program aksi.
M Nelza Mulki Iqbal, ST MSc, dosen Arsitektur, ITN Malang mengatakan, setelah melewati berbagai proses di lapangan dan interaksi dengan warga Desa Baturetno, maka diperoleh delapan isu strategis dari hasil pengerucutan 29 isu strategis di Desa Baturetno. Delapan isu tersebut yakni, transportasi, sumber air, perkebunan, industri, pariwisata, perdagangan dan jasa, adat istiadat, serta seni dan budaya.
“Dari isu tersebut kami merencanakan beberapa inisiasi aksi yang salah satunya berbentuk paket wisata minat khusus desa terintegrasi. Kegiatan riset desa ini akan berlangsung sampai Desember, dan akan kami finalisasi untuk diserahkan ke desa,” kata Nelza.
Untuk luarannya sendiri, kegiatan ini akan menghasilkan model pembelajaran MBKM membangun desa, metode perencanaan strategis desa, diseminasi hasil penelitian melalui penerbitan buku dan jurnal ilmiah, serta memantik kemandirian dan kebersamaan warga desa melalui produksi pengetahuan dan aksi bersama.
Menurut Nelza, Tresno Baturetno akan menjadi tagline wisata peminatan terbatas (nieche) Desa Baturetno. Merupakan integrasi delapan isu strategis yang ditemukan selama di lapangan. Ideasi wisata terbatas ini juga berupaya membranding ulang potensi kopi Desa Baturetno yang sudah termasyur nilai historisnya. Selain itu paket wisata tersebut juga mengangkat potensi desa lainnya seperti Gua Payung, Sumberkotes, produk UMKM, dan industri kayu kopi.
“Hasil riset kami bukan berupa prasasti yang mati. Namun, berupa sistem tata kelola wisata desa terintegrasi yang harapannya akan abadi serta dapat mempertahankan potensi desa,” imbuhnya. (imm/bua)