.
Saturday, November 9, 2024

Kemenkes Gaza Umumkan Israel Telah Membunuh 146 Dokter

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA GROUP, GAZA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza mengumumkan Israel telah membunuh 146 orang dokter dari berbagai spesialisasi di wilayah kantong Palestina itu sejak militer Zionis menggelar kampanye genosidanya pada 7 Oktober 2023.

Sebagian besar obat-obatan dan persediaan medis pun telah habis di tengah genosida militer Israel itu, kata Kemenkes Gaza. Dalam sebuah pernyataan pada Minggu yang menandai satu tahun genosida Israel, kementerian itu mengatakan bahwa 83 persen pasokan medis dan 60 persen obat-obatan tidak tersedia di rumah sakit dan pusat kesehatan. Selain itu, ada 25.000 pasien dan orang terluka yang membutuhkan perawatan di luar wilayah yang dikepung.

- Advertisement -

Sejak Perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023, Israel telah memutus pasokan listrik ke Gaza dan mencegah masuknya bahan bakar untuk mengoperasikan satu-satunya pembangkit listrik di sana. Tak sampai di situ, otoritas Israel juga menghentikan pasokan air, komunikasi, makanan, dan pasokan medis, serta menutup perlintasan.

Sejak terjadinya genosida, Israel telah mencegah masuknya bantuan kemanusiaan, medis, dan bahan bakar, sehingga hanya mengizinkan sejumlah kecil bantuan untuk organisasi internasional yang tidak memenuhi kebutuhan penduduk.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza menyusul serangan yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Hampir 41.900 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 97.100 lainnya terluka, kata otoritas kesehatan setempat. Serangan Israel membuat hampir seluruh penduduk di wilayah kantong Palestina tersebut mengungsi di tengah blokade yang sedang berlangsung yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Perang ini tidak hanya menargetkan warga sipil, tetapi juga meninggalkan banyak infrastruktur wilayah tersebut dalam keadaan porak poranda, situasi membahayakan dan membunuh petugas kesehatan, serta kehancuran pada bangunan rumah, sekolah, dan seluruh lingkungan, sebagai sasaran membabi buta Israel.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, akan bertemu dengan kepala urusan pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada Rabu (9/10) untuk membahas situasi di Timur Tengah, demikian menurut pernyataan dari Pentagon.

Sebelumnya, Gallant mengatakan kepada Fox News bahwa Israel sedang mempertimbangkan semua opsi untuk merespons serangan Iran, termasuk kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir. “@SecDef akan menyambut Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, di Pentagon pada 9 Oktober dalam kunjungan resmi untuk membahas perkembangan keamanan di Timur Tengah yang sedang berlangsung, dan dengan senang hati menyambut Menteri kembali di Washington DC,” kata juru bicara Pentagon, Patrick Ryder, di platform X.

Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan serangan rudal besar-besaran terhadap Israel untuk kedua kalinya dalam sejarah, menyebutnya sebagai tindakan bela diri. Militer Israel mengatakan sekitar 180 rudal balistik ditembakkan, sebagian besar berhasil dicegat. Rekaman di media sosial menunjukkan dampak dari peluru-peluru yang jatuh di berbagai lokasi di Israel. Menurut otoritas Israel, tidak ada korban sipil. Beberapa media melaporkan kematian satu orang, yang diduga seorang warga Palestina dari Jalur Gaza, di Tepi Barat. (ntr/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img