MALANG POSCO MEDIA, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) memprediksikan swasembada untuk komoditas beras bisa tercapai pada tahun ini, sehingga mendukung ketahanan pangan nasional.
“Kalau kita bilang swasembada untuk komoditas beras, sudah bisa tahun ini dicapai,” kata Deputi Bidang Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kemenko Pangan Nani Hendiarti saat menjadi pembicara dalam kegiatan Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2025 di Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Menurutnya, tercapainya swasembada pangan, khususnya beras, pada tahun ini berkat program ekstensifikasi lahan dan kebijakan percepatan pembangunan kawasan pangan.
Pemerintah menekankan pemanfaatan lahan tidur sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional, sehingga ketersediaan pangan dapat terpenuhi tanpa bergantung pada impor.
Selain meningkatkan produksi, pemerintah juga menaruh perhatian serius pada dampak perubahan iklim, dengan memastikan ketahanan pangan tetap terjaga meski menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.
Program ekstensifikasi dijalankan dengan prinsip ramah lingkungan, memastikan pembangunan sistem pangan tetap memperhatikan tata guna lahan, restorasi, dan keberlanjutan ekosistem pertanian secara nasional.
Pemerintah juga menyiapkan berbagai program tambahan, seperti makanan bergizi gratis dan penguatan koperasi desa, yang semuanya mendukung penguatan fondasi ketahanan pangan berkelanjutan.
Kebijakan swasembada pangan ini ditekankan sebagai bagian penting dari pembangunan ekonomi kerakyatan, di mana pangan ditempatkan sebagai pusat penggerak kesejahteraan masyarakat.
Kemenko Pangan menilai desa sebagai pusat ekosistem pembangunan pangan, sehingga penguatan desa menjadi kunci utama dalam mencapai target swasembada dan ketahanan pangan nasional.
Dengan optimisme yang tinggi, pemerintah menargetkan swasembada pangan tahun ini dapat benar-benar terwujud, membawa dampak positif bagi ketahanan nasional serta posisi Indonesia dalam kancah global.
Kemenko Pangan menegaskan swasembada bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga untuk mendukung negara-negara lain melalui bantuan internasional, meski kapasitas saat ini masih terbatas.
“Untuk ke depan kita mungkin juga harus berjaga untuk bisa men-support misalnya negara-negara yang sangat membutuhkan (beras) karena sekarang kita juga ada bantuan internasional namanya, tapi masih sedikit kuotanya,” kata Nani.
Secara umum Kemenko Pangan merancang tiga bagian untuk mendukung swasembada pangan pertama intensifikasi meliputi penyediaan pupuk untuk petani; percepatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; pendayagunaan penyuluh pertanian; penyediaan bibit unggul; serta pangan biru.
Kedua yaitu ekstensifikasi meliputi pengembangan cetak sawah di wilayah lumbung pangan baru; percepatan pembangunan kawasan swasembada pangan, energi dan air. Ketiga program lainnya meliputi cadangan pangan pemerintah dan stabilisasi harga pangan; pengelolaan sampah, makan bergizi gratis; dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Dia menyebutkan stok beras secara nasional tercatat mencapai sekitar 4,23 juta ton per Juli 2025. Dengan stok itu Pemerintah memastikan tidak hanya pada peningkatan jumlah stok, tetapi juga pada efektivitas distribusi ke seluruh wilayah.
Diketahui, Pemerintah menargetkan swasembada pangan khususnya beras bisa terwujud pada 2027 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.(ntr/nug)