spot_img
Saturday, July 27, 2024
spot_img

Kenaikan Harga Beras Kerap Picu Inflasi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Komoditas beras menjadi salah satu yang disorot karena kenaikan harganya yang secara terus menerus. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang bahkan kembali merilis bahwa komoditas ini menjadi penyumbang inflasi di Kota Malang.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, M.Si menyampaikan, selama Februari kemarin, Kota Malang secara month to month (bulan ke bulan) terjadi inflasi sebesar 0,50 persen dengan inflasi year on year (tahun ke tahun) sebesar 2,61 persen. Tidak hanya Februari, komoditas beras ini bahkan telah tercatat mengalami kenaikan sejak 2022 lalu.

- Advertisement -

“Beras ini adalah penyumbang inflasi nomor satu pada Februari. Harga beras rata rata Rp 15 ribuan (per kilogram). Pada Agustus 2022 secara perlahan beras mulai mengalami kenaikan harga terus menerus. Kalau Februari 2022 harga beras masih sekitar Rp 11.100 (per kilogram), bulan Februari 2023 Rp 12.390 (per kilogram) dan merangkak naik sampai Februari ini,” ungkap Umar saat rilis pada Jumat (1/3) kemarin.

Karena kenaikannya yang secara terus menerus sejak 2022 hingga tahun ini, maka tidak heran hampir selama tahun 2023 kemarin, komoditas beras juga menjadi komoditas yang paling banyak mengalami inflasi. Umar menyebut, secara bulan ke bulan, memang ada kenaikan harga di tingkat petani sebesar 10,66 persen sedangkan tingkat penggilingan naiknya 11,39 persen.

Harga beras di tingkat petani  secara rata rata di Jawa Timur sebesar Rp 8 ribuan dan di tingkat penggilingan sekitar Rp 14 ribuan. Hal ini tentunya menggambarkan beras di tingkat petani dan penggilingan naiknya cukup tinggi. Beruntung harga di tingkat komoditas tidak terlalu jauh dari harga di tingkat penggilingan.

“Ini karena pengaruh banyaknya pengendalian inflasi atau hal-hal yang dilakukan oleh Pemda, terutama Pemkot Malang, bagaimana mengendalikan inflasi beras. Dengan adanya mungkin Warung Tekan Inflasi, Pasar Murah dan sebagainya. Sehingga kenaikan harga beras di tingkat konsumen tidak setinggi di tingkat petani maupun penggilingan,” jelas Umar.

Selain beras, komoditas lain seperti cabai merah juga mengalami kenaikan. Seperti tahun lalu misalnya, pada Februari 2024 harga cabai merah masih sekitar Rp 35 ribuan per kilogram, ternyata pada Desember 2023 bisa mencapai Rp 80 ribuan per kilogram.

“Sebetulnya sudah menurun drastis pada Januari (2024) kemarin, tapi pada Februari kembali naik seperti pada Desember yang naiknya mecapai Rp 80 ribuan. Sehingga selain beras, cabai merah menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi di Februari 2023,” sebutnya.

Selain beras dan cabai merah, juga masih ada komoditas lain seperti telur ayam ras dan daging ayam ras yang kecenderungannya naik. Dengan adanya sejumlah komoditas yang kecenderungannya naik, Umar mengajak semua pihak untuk mengantisipasi hal ini. Apalagi pada bulan Maret ini menghadapi bulan Ramadan.

“Mungkin masih banyak beberapa bahan makanan yang bisa menjadi penyumbang inflasi ke depannya. Mari TPID bersama Pemkot Malang, bagaimana komoditas telur, daging, cabai merah yang perlu kita kendalikan dan kita jaga. Agar di bulan Maret bukan merupakan komoditas yang signifikan menjadi penyumbang inflasi di bulan Maret,” tutupnya. (ian/aim)

- Advertisement - Pengumuman
- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img