Malang Posco Media – Bertepatan dengan Hari Peduli Autisme Sedunia yang jatuh pada tanggal 2 April, masyarakat diharapkan untuk lebih peduli dan mengenali apa sebenarnya penyakit Autis tersebut.
Medical Daily mengungkapkan, autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD) merupakan kelainan perkembangan yang mempengaruhi cara seseorang berperilaku, berkomunikasi hingga berinteraksi dan belajar dengan cara dan tingkat keparahan yang berbeda-beda.
Saat ini, autisme setidaknya sudah mempengaruhi satu persen anak-anak di seluruh dunia. Penyakit tersebut dapat diderita sebelum anak berusia tiga tahun dan dapat berlangsung seumur hidup, meski gejalanya dapat membaik seiring waktu.
Beberapa orang dengan autisme mungkin dapat hidup mandiri, namun lainnya yang hidup dengan disabilitas berat mungkin memerlukan perawatan dan dukungan seumur hidup.
Hingga kini, penyebab terjadinya autisme belum diketahui secara pasti. Namun studi meyakini bahwa faktor genetik memainkan peran penting, misalnya faktor risiko lain seperti saudara kandung dengan autisme, orang tua yang berusia lebih tua dan berat badan terlahir rendah.
Termasuk kondisi genetik tertentu seperti down syndrome, fragile x, dan rett.
Sementara dalam sebuah studi, paparan polusi udara atau pestisida tertentu, obesitas pada ibu, diabetes, atau gangguan sistem kekebalan tubuh merupakan faktor risiko potensial.
Selain itu, komplikasi kelahiran yang mengakibatkan kekurangan oksigen ke otak bayi juga dapat meningkatkan risikonya. Lebih lanjut ada tanda-tanda awal autisme yang dapat diketahui seperti keterbatasan dalam interaksi sosial dan keterampilan komunikasi. Tanda-tanda ini dapat bermanifestasi sebagai kurangnya kontak mata, tidak merespons nama mereka, tidak adanya ekspresi wajah pada usia sembilan bulan, ketidakmampuan untuk terlibat dalam permainan interaktif sederhana, dan menggunakan sedikit atau tidak ada gerakan pada usia 12 bulan.
Anak tersebut mungkin kesulitan untuk berbagi minat dengan orang lain pada usia 15 bulan, gagal menunjukkan sesuatu yang menarik pada usia 18 bulan, tidak menyadari ketika orang lain terluka atau kesal saat umur dua tahun, tidak menunjukkan minat bermain dengan anak lain ketika usia tiga tahun, dan mengalami kesulitan. dengan permainan pura-pura pada umur empat tahun.Selain itu, mereka mungkin tidak menunjukkan kemampuan seperti menyanyi, menari, atau berakting pada usia 60 bulan.
Mereka mungkin menunjukkan perilaku tertentu yang terbatas atau berulang seperti menyusun mainan atau benda lain, mengulang kata atau frasa, dan memusatkan perhatian pada bagian benda.
Tanda lainnya yang diperlihatkan mereka mungkin mengembangkan minat obsesif seperti mengepakkan tangan, mengayun-ayunkan tubuh, atau berputar-putar, lebih suka mengikuti rutinitas tertentu dan bisa menjadi kesal jika rutinitas itu terganggu, memiliki reaksi yang tidak biasa terhadap rangsangan sensorik pada suara, bau, rasa, pemandangan atau sensasi sentuhan.
Kemudian ada keterlambatan keterampilan motorik, perkembangan bahasa, kemampuan kognitif, atau keterampilan belajar. Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme bisa menunjukkan perilaku hiperaktif dan impulsif, mengalami epilepsi, memiliki kebiasaan makan yang tidak biasa, atau menghadapi masalah pencernaan.Selain itu, mereka mungkin menunjukkan tanda-tanda ketakutan, kecemasan, stres, kekhawatiran berlebihan atau kurangnya rasa takut dibandingkan dengan teman sebayanya. (ntr/nug)