MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Keseriusan pemerintah dalam meningkatkan sektor UMKM dibuktikan dengan digelarnya Gebyar UMKM yang diikuti oleh 100 UMKM di MCC, Jumat (27/12). Digelar selama empat hari hingga penghujung tahun nanti, 100 UMKM inilah yang menjadi sampel untuk dijadikan naik kelas. Yakni dari usaha mikro menjadi usaha kecil, maupun usaha kecil menjadi usaha kecil menengah.
Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan yang hadir dan membuka Gebyar UMKM itu menegaskan bahwa UMKM ini merupakan salah satu dari 11 program prioritas darinya. Diharapkan, 100 UMKM yang naik kelas ini bisa mendorong ribuan UMKM lainnya untuk bisa naik kelas juga.
“Ini sebatas lesson learned. Ada 100 UMKM yang kami dorong naik kelas, sehingga bisa menjadi motivasi untuk UMKM lainnya. Agar bisa naik kelas, dikenalkan produk mereka oleh Pemda melalui event seperti ini,” jelas Iwan kepada Malang Posco Media, disela kegiatan.
Berdasarkan peninjauan secara langsung satu per satu di tiap UMKM, Iwan memastikan bahwa 100 UMKM ini memang layak naik kelas. Sebab banyak diantaranya yang sudah sering mengikuti pameran eksibisi, bahkan beberapa diantaranya sudah ekspor ke luar negeri.
“Ini menunjukkan profesionalnya, bahwa mereka memang layak naik kelas. Produknya juga beragam, dan itu mengikuti tren. Kemasannya juga luar biasa karena ada pembinaan dari Diskopindag,” sebut Iwan.
Disampaikan Iwan, pemerintah memang mempunyai kewajiban untuk mengenalkan produk UMKM. Tren pendapatan dan dinamika UMKM ini juga secara kontinyu dilakukan evaluasi. Ini dilakukan karena sektor UMKM ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
“Dengan jumlah 21.270 UMKM, pertumbuhan ekonomi Kota Malang itu dari UMKM dengan berbagai sektor bidang. Di Kota Malang juga terkenal UMKMnya sering dapat reward penghargaan dari berbagai kementerian. Sehingga pemerintah harus memberikan yang terbaik,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sriyuliadi menambahkan pertumbuhan ekonomi Kota Malang masih tertinggi di nasional maupun Jawa Timur. Faktor utama bertumbuh positifnya ekonomi ini banyak didukung dan ditopang oleh usaha makanan dan minuman, lalu jasa akomodasi dan jasa transportasi.
“Artinya peranan UMKM yang didominasi pekerja rumahan ini begitu besar. Semester pertama, kami melihat masih ada 10 persen (kontribusi UMKM) dari pendapatan daerah. Bisa dilihat dengan beberapa indikator bahwa masyarakat di Kota Malang ini sudah bergerak. Itu juga sangat berpengaruh terhadap pengentasan kemiskinan dan stunting,” tutup Eko. (ian/jon)