MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang melakukan pemantauan terhadap ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan dan energi, Kamis (21/12) pagi kemarin. Rombongan yang dipimpin oleh Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat ini menyasar sejumlah titik.
Melakukan pengecekan harga bahan pokok di tingkat pedagang-pedagang yang berada di Pasar Besar Malang. Mengecek harga bahan pokok di tingkat distributor di Sri Rejeki dan kemudian mengecek stok beras di Perum Bulog Gadang. Setelah itu, baru melakukan pemantauan di Fuel Terminal Malang Pertamina di Jalan Halmahera. Secara umum, Wahyu menilai kesemuanya dalam kondisi aman dan terjamin.
“Mudah mudahan masyarakat yang merayakan Nataru dan masyarakat yang datang ke Malang ini bisa melaksanakan liburan atau ibadahnya dengan aman, tenang dan kondusif. Tak ada gangguan komoditi bahan pokok dan BBM,” ungkap Wahyu usai melakukan pengecekan.
Secara rinci, berdasar pemantauan bahan pokok di tingkat pedagang, sejumlah komoditi yang mengalami kenaikan beberapa waktu lalu kini berangsur turun. Namun ia tidak memungkiri saat Nataru nanti kecenderungannya akan naik kenbali.
Berdasar pemantauan di tingkat distributor, menurut Wahyu harga bahan pokok dinilai cenderung lebih rendah dan harganya masih jauh dari pedagang di pasar. Kecenderungan pedagang pasar saat Nataru nanti diprediksi mengambil selisih harga sedikit lebih tinggi dari biasanya.
“Dari harga tidak ada kenaikan tinggi dari distributor. Baik gula, minyak goreng, harganya normal. Memang ada sedikit kendala stok, tapi saat ini sudah tersedia. Sampai Nataru dari distributor semua stok siap terutama komoditi sembako,” lanjutnya.
Begitu juga di Perum Bulog, stok dan harga beras relatif stabil. Namun, Wahyu menegaskan, TPID telah bersepakat untuk membeli beras Bulog untuk mengantisipasi Nataru nanti. Nantinya akan diberikan semacam subsidi.
“Kami akan membeli dari Bulog, lalu operasi pasar dengan pasar murah untuk menekan harga beras. Kami subsidi dengan harga yang tetap sama dengan di Bulog. Nanti akan kami masukkan ke pasar pasar juga. Subsidinya kami ambil melalui dana BTT sekitar Rp 2 Miliar, ini untuk menjaga inflasi di Kota Malang,” ungkapnya.
Sementara untuk kebutuhan energi atau BBM, Manajer Fuel Terminal Pertamina Malang Raya Tony Kurniawan memastikan untuk pasokan, distribusi dan sarana prasarana selama Nataru nanti sudah disiapkan secara matang. Selama Nataru nanti pihaknya akan memenuhi storage atau penyimpanan BBM hingga mencapai 7.800 metrik ton. Dimana 60 persennya merupakan jenis pertalite dan sisanya Pertamax dan solar.
“Kebutuhan Nataru kemungkinan meningkat 6 persen dari kondisi normal. Kondisi normal itu harian di sekitar 2.200 metrik ton, itu ‘all produk’. Di kami juga ada dua modular. Jadi dua portable modular yang seperti Pertashop gitu. Itu kami tempatkan di Tol. Kemudian kami juga ada namanya SPBU kantong atau portable storage di Batu. Jadi nanti setiap malam ada dua mobil tangki yang standby di area Batu. Intinya kita siapkan beberapa strategi, baik itu storage ataupun tambahan modular di rest area,” tutupnya. (ian/aim)