Komunitas Home Brewing di Malang
Sore di Jalan Dirgantara, Sawojajar, Kota Malang terasa berbeda. Di sudut halaman sebuah rumah sederhana, aroma kopi perlahan menguar, menyatu dengan semilir angin. Di sanalah Arif Murachman atau yang akrab disapa Arif Ipong, tengah menyeduh secangkir kopi robusta. Bukan di coffee shop ternama, melainkan di rumahnya sendiri dengan alat-alat seduh manual koleksinya.
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ritual menyeduh kopi itu bukan sekadar aktivitas rutin bagi Arif. Ia adalah salah satu koordinator komunitas Home Brewing di Malang, sebuah komunitas yang meyakini bahwa menikmati kopi berkualitas tidak harus di kedai atau coffee shop.
“Bukan karena kami tidak percaya dengan coffee shop. Namun, kualitas kopi dan cara seduh setiap barista berbeda-beda. Efeknya tentu pada rasa kopi itu sendiri,” ujar Arif Ipong kepada Malang Posco Media, kemarin.
Di hadapannya, berjejer rapi sejumlah alat seduh manual, mulai Aeropress, V60, Moka Pot hingga Vietnam Drip. Sore itu, ia memilih menyeduh kopi Robusta Dampit, kopi asli Malang yang dikenal kuat dan pekat. Metode tubruk jadi pilihannya. Takaran 15 gram kopi dan suhu air 95 derajat Celsius menjadi komposisi yang menurutnya paling pas untuk menonjolkan karakter kopi robusta.
“Kopi robusta lebih nikmat jika diseduh tubruk. Secara keseluruhan, karakter dan rasa kopi muncul,” ujarnya sambil mengaduk perlahan seduhannya.
Bagi Arif dan komunitasnya, menyeduh kopi di rumah bukan sekadar menghemat biaya atau menghindari keramaian. Itu adalah pilihan gaya hidup. Sebuah pengalaman personal yang penuh ketenangan dimulai dari memilih biji kopi, menentukan alat seduh, hingga menggiling biji kopi sendiri. Semua proses dilakukan dengan hati-hati dan penuh kesadaran.
“Bagi kami, menyeduh kopi sendiri itu lebih nikmat. Proses mulai awal hingga akhir kita sendiri yang menentukan dan hasil seduhan sesuai yang kita inginkan. Ya lebih ke menikmati proses,” katanya.
Tak hanya itu, menurut Arif, home brewing juga menjadi kebanggaan tersendiri. Tidak semua orang punya waktu dan kesabaran untuk menikmati setiap tahap dalam menyeduh kopi. Apalagi jika sudah menemukan padanan kopi dan alat yang tepat.
“Nyeduh kopi sendiri itu suatu kebanggaan. Karena tidak semua orang bisa dan punya waktu untuk menikmati proses itu,” ucapnya sambil tersenyum.
Beberapa alat seduh favorit komunitas ini adalah V60 dari Jepang dan Aeropress dari Amerika. Keduanya dianggap mampu menghasilkan cita rasa kopi yang clean, jernih, dan menonjolkan karakter asli biji kopi.
Tak heran jika komunitas penyeduh kopi rumahan semakin banyak bermunculan di Malang. Dengan banyaknya pilihan biji kopi lokal berkualitas dan alat seduh yang kini mudah didapatkan, siapa pun bisa menikmati kopi sesuai selera—dari rumah sendiri.
Karena, bagi para pelaku home brewing, secangkir kopi bukan hanya soal rasa. Tapi soal proses, ketenangan, dan kepuasan yang tak bisa dibeli di tempat lain. (hud)