MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Ketua Program Studi Magister Manajemen Inovasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung Malang, Dr. Pieter Sahertian, M.Si dikukuhkan menjadi guru besar, Senin (7/7).
Pernah menjabat Rektor Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, pria yang menyandang gelar profesor itu mengaku butuh waktu setahun menyiapkan proses untuk menjadi seorang guru besar.

“Perjuangan menjadi guru besar cukup lama karena peraturan pemerintah berubah terus menerus sehingga harus berulang kali saya harus mempersiapkan dokumen sampai keluar SK Guru Besar,” kata dia.
Pria kelahiran Ambon, 2 Oktober 1959 ini menerangkan, jurnal yang harus disiapkan pun disesuaikan dengan bidang ilmu yang sedang ditekuninya. “Harus monodisiplin, bukan multidisiplin,” tambah Pieter, sapaannya.
Dalam jurnalnya, ia menyoroti kepemimpinan di era digitalisasi yang serba dengan keterbukaan informasi. “Pertanyaannya adalah apakah di era digital ini, pemimpin bisa menjaga etika dan moralitas,” ungkapnya.
Sebab, menurut dia, di era digital, orang bebas untuk berinteraksi dan bisa berekspresi. “Pemimpin harus punya komitmen untuk menjaga nilai-nilai etika itu di semua bidang baik di industri manufaktur, industri jasa ataupun dunia pendidikan,” urainya.
Kata dia yang juga dikukuhkan bersama Prof. Dr. Anna Triwijayati, SE, M.Si, para pemimpin harus memainkan peran penting dalam menghadapi isu etika di era digital, terutama terkait bias alhoritma dan Artificial Intelligence (AI).
“Algoritma yang bias, memperkuat ketidakadilan sehingga diperlukan inisiatif pemimpin untuk memastikan pengembangan AI yang etis, transparan dan akuntabel agar pemimpin tetap relevan di era digital,” tutupnya. (mar/aim)