.
Friday, November 8, 2024

Keren, Padukan Batik Malangan Gaya Kolonial

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Seru dan cantik. Gelaran Malang Fashion on the Street dalam Malang 108 Rise and Shine Kayutangan Heritage berjalan sukses. Ribuan wargapun rela menonton di Jalan Basuki Rahmad yang menjadi catwalk bagi para pejabat, pengusaha dan tokoh Kota Malang yang tampil dengan balutan perpaduan motif batik Malangan ala kostum Belanda zaman colonial.

Keseruan Fashion on the Street tambah memikat karena busana yang ditampilkan sangat unik. Wali Kota Malang Sutiaji bersama Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji tampil mesra memperagakan karya desainer Kota Malang Andi Sugix, Febby Antique dan dipercantik aksesoris dari Eva Unique Accessories.  Tampilan bak nonik Belanda diperagakan istri wali kota itu. Sambil menggandeng sang suami Sutiaji, mereka memperagakan busana unik. Sutiaji berbalut kemeja dan jas dengan motif Malangan dengan nuasa warna silver batik kalem nan tegas. Sementara Widayati mengenakan kostum dress silver dengan nuansa warna pastel seperti pink, biru muda dan lilac.

- Advertisement -

“Ini karya Mas Andi Sugix. Ada aksesoris topi nya juga memang ala Kolonial dengan paduan batik,” papar Widayati saat ditemui usai fashion show yang diikuti para pejabat hingga pimpinan-pimpinan perusahaan/institusi di Kota Malang, termasuk Dirut Malang Posco Media Sudarno Seman yang tampil di catwalk.

Widayati mengungkapkan tema batik Malangan dipadukan gaya kolonial merupakan kreasi unik para desainer Kota Malang yang memadukan kedua tema menjadi satu. Kolonial karena melihat latar sejarah kawasan Kayutangan Heritage sementara Batik Malangan merupakan ke khasan dari Malang.

Dijelaskannya pula partisipasi para pejabat pemda dan Forkopimda menambah value dari Fashion on the Street kali ini. Karena kesemuanya merupakan tokoh berpengaruh di bidangnya masing-masing.

“Melihat antusiasme teman teman dari MTC (Malang Tahes Club) dan pejabat Pemkot kami senang. Apalagi warga ramai sekali dan antuasias menonton. Ini bisa jadi titik balik momen kita semua bangkit setelah 2 tahun pandemi,” pungkas Widayati.

Sementara itu, salah satu desainer yang mempersembahkan karyanya dalam Malang Fashion on the Street Kayutangan Heritage, Andi Sugix menjelaskan ada sebanyak 27 karya desainnya yang diperagakan dalam event ini. Andi merasa bangga bisa menampilkan karyanya dalam event yang menarik ribuan penonton warga Kota Malang tersebut.

“Tentu kami senang sekali bisa menampilka  karya di event ini. Kreasi kami memadukan Malangan dengan gaya kolonial menurut saya sangat unik. Batik Malangan bisa lebih dikenal lagi dan event ini bisa lebih lagi kedepannya,” tegasnya.

Tidak hanya fashion on the street, penampilan lain yang cukup menarik perhatian adalah Video Mapping dari Komunitas Malang Video Mapping. Ini cukup unik, karena mengambil “layar” menggunakan gedung Gereja Hati Kudus Kayutangan.

Video yang ditampilkan adalah video video kreasi Kota Malang. Seperti kilas balik sejarah, overview Kota Malang hingga tampilan kreasi lampu lampu membentuk bunga.

Tidak hanya itu tarian kreasi menggunakan api dari Malang Fire Dance juga cukup menarik perhatian warga. Beberapa trik tarian api ditampilkan dengan gesit sehingga membuat warga yang menonton rela menonton sambil hujan rintik-rintik.(ica/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img