spot_img
Wednesday, June 18, 2025
spot_img

Kerja Bakti Besar-Besaran, Jangan Buang Sampah Sembarangan Lagi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA-Pasca banjir di Madyopuro dan Lesanpuro beberapa waktu lalu, seluruh stakeholder mulai dari Pemkot Malang, TNI, Polri, Forkopimda, relawan dan masyarakat melakukan kerja bakti massal  di sejumlah titik Sungai Amprong, Senin (30/12) kemarin.

Titik utama target kerja bakti yakni di Jalan Ki Ageng Gribig Gang 2 Madyopuro dan Gang 12 Lesanpuro.

Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan bersama Forkopimda, juga terjun langsung ke sungai untuk bahu membahu bersama masyarakat mengangkat sampah yang cukup keras menumpuk di aliran Sungai Amprong. Iwan mengaku bersyukur, di tengah kehidupan perkotaan, masyarakat Kota Malang masih sangat peduli terhadap lingkungan.

“Ini luar biasa, bisa kami saksikan dengan adanya gotong royong padat karya luar biasa. Karena dengan adanya tumpukan yang cukup tinggi tadi, itu salah satu penyebab banjir. Mudah-mudahan hari ini selesai tumpukan yang sangat menghambat di aliran sungainya. Ini luar biasa gotong royong, saya sangat mengapresiasi,” ujar Iwan.

Berdasarkan hasil pengamatan saat kerja bakti, Iwan mengidentifikasi sejumlah hal yang menjadi perhatiannya. Yakni yang pertama adalah lokasi yang tidak bisa diakses dengan alat berat. Sehingga perlu tenaga padat karya yang ekstra agar penanganan pasca banjir bisa dilakukan.

“Kita tidak tahu apakah akan ada hujan yang cukup besar, sehingga kita harus turun untuk membereskan sampah- sampah yang menjadi penghambat ini,” tambahnya.

Kedua, ia melihat, pasca terjadinya banjir, jembatan penghubung di Jalan Ki Ageng Gribig mengalami penurunan konstruksi. Hal ini cukup membahayakan dan perlu segera ditangani.

“Alhamdulillah, bersama pak Sekda dan DPUPRPKP, akan melakukan intervensi melalui Belanja Tak Terduga (BTT) dari Kota Malang untuk kami eksekusi (perbaikannya) di tahun anggaran 2025,” sebut Iwan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno menambahkan, kerja bakti ini diupayakan menjadi agenda rutin. Sebab, pasca banjir, terbentuk tumpukan sedimen dan sampah yang cukup keras dan berpotensi menimbulkan luapan kembali.

Menurut Prayitno, terjadinya banjir hebat di sepanjang Sungai Amprong ini merupakan kali pertama sejak tahun 1980-an  lalu. Bahkan, genangan air di Madyopuro dan Lesanpuro ini durasinya bisa mencapai empat jam. Lebih lama dibandingkan banjir di Bareng yang bisa surut sekitar satu jam.

“Nah analisa kami, memang disebabkan oleh sumbatan, tumpukan sampah, seperti tadi yang menumpuk di beberapa titik sepanjang Sungai Amprong, wilayah Madyopuro dan Lesanpuro. Ini disinyalir menjadi salah satu pemicu air meluap ke atas sampai ketinggian 160 sentimeter,” jelas Prayitno.

Selain itu, khusus di Madyopuro, kerja bakti ini memang perlu dirutinkan karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi. Menurut Prayitno, jika dikerahkan banyak personel, bisa ditangani lebih cepat. Bahkan jika dibandingkan dengan alat berat sekalipun.

“Dengan kerja bakti ini, 45 menit selesai. Memang kami pastikan orang yang masuk ke sungai adalah orang yang tidak punya hambatan untuk bisa terjun ke sungai,” tambahnya.

Lebih jauh, Prayitno mengaku pihaknya juga punya PR untuk mengedukasi masyarakat terkait mitigasi bencana. Sebab, diakui dia, warga sekitar memang belum mendapatkan edukasi penanganan terhadap bencana.

Selain telah menunjuk salah satu warga untuk melakukan updating informasi secara cepat, pihaknya segera memberikan pelatihan praktik penanganan bencana. Baik cara melindungi diri saat bencana, termasuk cara pelaporan saat awal terjadi bencana.

“Bagaimana cara mitigasi bencana, cara tanggap bencana, sampai cara menyelamatkan diri dari korsleting listrik dan sebagainya, menyelamatkan surat berharga dan sebagainya. Itu nanti menjadi materi utama kami. Karena kami tidak bisa menduga apakah akan kembali terjadi banjir atau tidak. Tapi mitigasi dan kontinjensi menjadi kewajiban kami,” urainya.  (ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img

RP8888