MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ginanjar Wahyu Ramadhani telah pecah telur membuat gol pertamanya bersama Arema FC. Hal itu disyukuri pemain asal Bandung tersebut. Sebab, dia menilai tidak mudah untuk mencapai di titik tersebut apalagi setelah aktivitas sepak bolanya sempat terhenti karena pendidikan polisi.
Sekitar sebulan, Ginanjar harus fokus pada pendidikan polisi tersebut. Sehingga, ketika dia kembali bukan perkara mudah baginya bisa menembus starting eleven bahkan sampai mencetak gol. Menurutnya, untuk mengembalikan performa pun dia harus bekerja keras.
“Mungkin setelah saya pulang dari pendidikan, saya diizinkan untuk bertanding, tentunya itu bukan hal yang mudah untuk mengembalikan performa saya,” kata Ginanjar Wahyu.
Sejumlah hal yang harus dikembalikan seperti fisik dan feeling ball. Selain itu, dia berpacu dengan waktu yang singkat, karena tim benar-benar membutuhkan tenaganya. Misalnya ketika melawan Bhayangkara FC, pilihan pemain U-23 bertumpu padanya di tengah suasana duka yang tengah dialami kompatriotnya, Achmad Maulana Syarif.
Begitu pula di pekan sebelumnya ketika menang atas Persikabo 1973. Dia menjadi pilihan mengisi posisi winger, untuk berduet dengan Dendi Santoso ketika pelatih mengusung skema 4-4-2.
“Saya harus beradaptasi lagi dengan feeling saya di lapangan, teknik juga saya mungkin latihan juga. Intinya saya tuh harus beradaptasi lagi, karena tidak semudah itu mengembalikan performa terbaik setelah saya setelah tidak latihan selama pendidikan,” jelasnya.
Namun, dia pun lega karena bisa membuat gol dan membantu Arema FC kembali meraih kemenangan. Hal ini membuktikan omongan Fernando Valente, bila semua pemain di tim memiliki peran penting. Selain itu, pemainnya mampu menjalankan apa yang dia berikan meskipun dalam waktu singkat.
“Saya senang dengan pemain yang bisa dua kali menang, mereka paham pesan yang saya berikan. Ini meninjukkan lokal dan asing punya potensi meskipun kami masih punya pekerjaan yang sangat banyak,” tandas dia. (ley)