MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang bakal makin gencar untuk mendorong pertumbuhan pertanian, khususnya pertanian perkotaan atau urban farming. Bahkan, urban farming ini telah masuk dalam salah satu prioritas program di tahun depan.
Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi mengungkapkan, pihaknya berupaya menambah luasan area urban farming di Kota Malang dengan cara memperbanyak kelompok petani urban farming.
“Kami rencanakan (tahun depan) akan menambah jumlah kelompok urban farming. Kami target, nanti bisa bertambah 10 kelompok lagi,” ungkap Slamet kepada Malang Posco Media, Rabu (20/11) kemarin.
Disebutkan Slamet, kondisi untuk saat ini sudah ada sebanyak 131 kelompok tani urban farming di Kota Malang. Tiap kelompok biasanya terdapat 10 petani hingga 20 petani. Selain menambah jumlah kelompok urban farming, Slamet menegaskan pihaknya juga melakukan peningkatan kapasitas terhadap kelompok yang sudah ada.
“Jadi nanti penambahan kelompok baru dan kelompok lama itu kami tingkatkan. Biasanya kan (urban farming) memang perlu terus berkelanjutan,” tambahnya.
Untuk meningkatkan jumlah kelompok urban farming sekaligus meningkatkan kapasitas kelompok yang sudah ada, pihaknya sudah mengalokasikan anggaran yang cukup mumpuni. “Anggaran persisnya kami lupa berapa, itu ada termasuk untuk pelatihannya. Sekitar Rp 1 miliar, tapi tidak sampai Rp 2 miliar,” sebut dia.
Dikatakan Slamet, pihaknya juga sekaligus memberikan edukasi terkait teknologi pertanian yang terkini kepada petani urban farming tersebut. Misalnya urban farming bioflok, budikdamber, hidroganik, dan lain sebagainya.
“Saat ini, mayoritas hasil produk komoditas dari kelompok urban farming itu berupa sayur mayur, cabai dan sebagaunya. Biasanya, kami juga dorong untuk terintegrasi pertaniannya. Misal, ada perikanannya, ada peternakannya, ada juga yang bioflok atau terpisah,” tutupnya. (ian/aim)