Malang Posco Media – Merdeka! Merdeka!! Merdeka!!! Satu kata yang akan diucapkan setiap bulan Agustus. Apalagi kalau bukan di hari Kemerdekaan Tujuh Belas Agustus. Ketiga kalinya merayakan Indonesia Independence Day di Portugal. Suasana Merah Putih sudah menghiasi KBRI Lisabon. DoubleZ siap mengikuti berbagai perlombaan dan memborong hadiah. Apa saja yang berbeda dari perayaan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya?? Yang pasti tim panitia dan Pensosbud telah mempersiapkan acara meriah untuk warga Indonesia yang tinggal di Portugal. Yeeeeyyy!!!
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lisabon, Portugal, menggelar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan penuh keceriaan dan semangat kebersamaan. Acara ini dihadiri oleh sekitar 165 masyarakat Indonesia dari berbagai kota di Portugal, serta dihadiri oleh Konsul Kehormatan RI di Porto, Bapak Luciano da Silva.
Perayaan dimulai dengan Upacara Detik-detik Proklamasi yang berlangsung khidmat. Paskibra yang merupakan staf KBRI Lisabon dan masyarakat Indonesia di Portugal dengan rapi melaksanakan tugas pengibaran bendera Merah Putih hingga berkibar dengan gagah. Peserta dari masyarakat Indonesia yang hadir, larut dalam semangat cinta tanah air hingga beberapa orang ikut terharu saat menyanyikan lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” dan lagu perjuangan “Hari Merdeka”.
“Setiap mendengarkan lagu kebangsaan dan perjuangan, hati saya ikut larut dalam rasa haru mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia, perjuangan tersebut tidaklah mudah dan saya tidak akan pernah melupakan jasa mereka. Acara perayaan HUT RI di KBRI Lisabon sangat meriah dan saya mengikuti salah satu perlombaan yaitu Joget Balon”, ucap Siti Fatimah Cunha, diaspora Indonesia asal Malang yang sudah 3 tahun tinggal di Portugal.
Setelah upacara, dilanjutkan dengan prosesi Tumpengan sebagai wujud rasa syukur atas nikmat kemerdekaan. Para warga Indonesia yang telah hadir upacara bisa langsung menikmati sarapan bubur ayam komplit dengan sate telur puyuh dan sate ati ayam. Bubur ayam khas jakarta disajikan dengan siraman kuah rempah kari, ayam suwir, bawang goreng, seledri, kacang kedelai goreng, cakwe, dan kerupuk. Tak lupa ada kecap manis dan sambal. Mau tim diaduk atau tidak diaduk bebaaaas. Hati tetap satu cinta Indonesia meskipun makan bubur ayam di Lisbon – Portugal, hehe.
Setelah perut kenyang langsung dilanjutkan berbagai perlombaan khas HUT RI yang menambah semarak suasana. Untuk kategori anak-anak, diselenggarakan beberapa perlombaan seperti Mewarnai, Tendangan Penalti, Joget Rebut Kursi, Memasukan Pensil ke Dalam Botol dan Kipas Balon. Pemenang dari perlombaan kategori anak-anak mendapatkan medali perlombaan dan hadiah. Momentum ini terasa sangat spesial karena dapat menjadi sarana untuk memupuk rasa cinta tanah air sejak usia dini kepada anak-anak Indonesia yang jauh tinggal di luar negeri.
Tidak kalah seru, untuk kategori dewasa, terdapat beberapa perlombaan seperti Tenis Meja, Karaoke, Joget Balon dan Gaple. Tidak hanya diikuti oleh masyarakat Indonesia, diaspora yang merupakan pasangan dan keluarga dari masyarakat Indonesia di Portugal juga turut ikut menyemarakkan perlombaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Diaspora yang hadir antusias mengikuti jalannya kegiatan.
“Banyak aktivitas menyenangkan, banyak tawa dan semua orang terlihat senang. Banyak juga makanan Indonesia dan saya kagum melihat Nasi Tumpeng, dekorasinya cantik dan punya makna yang sangat indah. Pertama kalinya saya ikut lomba di acara HUT RI, awalnya saya malu-malu, kami kalah dalam set pertama, namun setelah kami membaca permainan satu sama lain, kami bisa menguasai dan memenangkan keseluruhan pertandingan”, tutur diaspora Indonesia, João Filipe, yang menjadi juara pertama perlombaan Tenis Meja Ganda.
Berbeda dengan 2 tahun sebelumnya yang tanggal 17 Agustus jatuh pada hari kerja, tahun ini ternyata hari Sabtu. Sehingga tidak perlu mengambil cuti kerja untuk bisa menikmati acara di KBRI. Acara makan-makan yang biasanya disetting di Aula indoor, sekarang dibuat outdoor di lapangan. Membuat suasana makan lebih nyaman karena tidak perlu berdesakan. Lomba tarik tambang yang sebelumnya ada, sekarang dihapuskan. Kemungkinan menghindari adanya cedera pemain. Tahun lalu ada pemain yang sampai terjatuh dan terinjak karena pihak lawan begitu kuat. Yang belum terlihat adalah lomba makan kerupuk. Maklum cari kerupuk rawon bolong-bolong di Portugal itu susahnya bukan main.
Tahun ini Zirco memborong 4 medali dari 5 perlombaan anak-anak. Keempatnya mendapatkan juara 2, yaitu lomba memasukkan pensil ke botol, kipas balon, mewarnai, dan tendangan pinalti. Sedangkan untuk Zygmund lumayan ikut serta dalam lomba tendangan bola pinalti dan mewarnai saat moodnya bagus. Ketiga lainnya dia tidak ikut karena sedang sibuk nyemil dan makan siang bakso. Acara tujuh belasan di KBRI wajib ikut sampai acara selesai, karena ada bagi-bagi hadiah untuk anak meskipun tidak juara. Zygmund salah satu yang kecipratan dapat hadiah juga. Lucunya setiap nama kakaknya dipanggil ke depan untuk mendapatkan medali, dia ikut maju kedepan. Dalam benaknya mungkin “kapan ya namaku dipanggil dan dapat hadiah”.
Kegiatan tujuhbelasan ini tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan kemerdekaan, tetapi juga untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama masyarakat Indonesia di Portugal. Semangat kebersamaan dan nasionalisme terasa kuat dalam setiap rangkaian acara, menambah kebanggaan terhadap tanah air.
Bapak Nilton Amaral selaku Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Lisabon mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia di Portugal yang telah berpartisipasi dan memeriahkan acara ini. Diharapkan, semangat kebersamaan ini dapat terus terjalin dan menjadi pengikat bagi masyarakat Indonesia di Portugal. Salam MERDEKA!!! Dirgahayu Indonesia!!! (Pensosbud&OPP/jon)