Malang Posco Media – Pegiat media sosial yang juga Ketua Umum Kornas Ganjarist, Eko Kuntadhi bikin gaduh jagat maya. Cuitan Eko memantik amarah netizen dan warga Nahdliyin setelah dirinnya menghina Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo.
Dalam video tersebut, Ning Imaz sejatinya menjelaskan soal tafsir Surat Ali Imran ayat 14. Eko men-Tweet, “Jadi bidadari itu bukan perempuan?”. Dia juga mengunggah video Ning Imaz dengan menambahkan kata-kata tak pantas.
“Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan,” cuit Eko pada Selasa (13/9).
Dilansir dari detikJatim, Rabu(14/9), sontak saja, cuitan Eko tersebut menuai protes dari banyak netizen yang mengaku Nahdliyin. Salah seorang yang merespons cuita Eko itu adalah Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nadhlatul Ulama (PCINU) Australia-Selandia Baru, Nardirsyah Hosen atau akrab disapa Gus Nadir.
Gus Nadir menyorot cuitan Eko yang dianggap tidak beradab. Menurutnya, seseorang boleh saja berbeda pendapat, namun tak perlu melabeli dengan kata-kata yang tidak pantas. Gus Nadir juga menjeleskan ke Eko, siapa sosok Ning Imaz yang dihina tersebut.
“Yang anda posting itu video Ning Imaz dari Ponpes Lirboyo, istri dari Gus Rifqil Moeslim. Beda pendapat hal biasa. Tapi gak usah melabeli dengan kata tolol. Posting saja video aslinya. Bukan yang sudah ditambahi kata-kata tolol. Belajarlah untuk santun dalam perbedaan,” ungkap Gus Nadir di Twitter.
Tak lama setelah Gus Nadir berkomentar, Eko menghapus cuitannya. Namun, sudah banyak netizen yang meng-capture cuitan Eko tersebut. Mereka ramai-ramai meminta klarifikasi Eko.
Terkait dengan polemik tersebut, pengurus Ponpes Lirboyo buka suara. Kendati cuitan sudah dihapus, namun Lirboyo tetap menyayangkan apa yang telah dilakukan Eko.
Kendati cuitan tersebut telah dihapus oleh Eko Kuntadi, namun pengurus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri bereaksi terhadap hal tersebut. Salah seorang Pengurus Ponpes Lirboyo Kediri KH.Oing Abdul Muid menanggapi twit Eko Kuntadi.
“Kita sangat menyayangkan cuitan semacam itu. Medsos tidak semestinya digunakan untuk caci maki ujaran kebencian,” tegas salah seorang pengurus Ponpes Lirboyo, KH Oing Abdul Muid.
Ulama yang akrab disapa Gus Muid itu berpesan kepada Eko untuk lebih beradab dalam menyampaikan argumen. Tak masalah seseorang beda pendapat, namun harus ada tata krama untuk menyanggah pendapat lainya.
“Kalau pun toh tidak setuju dengan pendapat yang disampaikan, sampaikan dengan beradab dan argumen yang valid. Toh, ning imaz juga terbuka dengan diskusi,” tukas Gus Muid.
(dte/dte/dtc/mg8/lin)