.
Thursday, December 12, 2024

Kiai Malik Ahli Gerilya di Sektor Timur

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Perjuangan mempertahankan kemerdekaan di wilayah timur Kota Malang  tidak lepas dari peran KH  Malik. Ia ulama sekaligus pejuang.

Kiai Malik bersama pasukan Laskar Hizbullah  melakukan pertempuran di sejumlah wilayah timur Kota Malang. Ia bersama Hamid Rusdi, tokoh pejuang asli dari Kota Malang.

Kisah perjalanan Kiai Malik diulas dalam buku berjudul Perjalanan Perjuangan Laskar Hizbullah Kota Malang karya Arif Wibisono. Kepada Malang Posco Media, Arif Wibisono menceritakan beberapa perjuangan yang dilakukan Kiai Malik bersama laskar Hizbullah Kota Malang.

Di masa pendudukan Jepang, sekitar 1942-1944, dibentuk sejumlah pasukan tentara seperti Pasukan Heiho (Prajurit Pembantu), PETA atau Pembela Tanah Air, Kaigun (Angkatan Laut). Termasuk salah satunya pasukan Kaikyo Seinen Teishintai atau Pasukan Sukarela Pemuda Islam. Mereka inilah yang nantinya menjadi tentara rakyat Hizbullah yang berasal dari unsur santri dan ulama tersebut.

“Nah di Malang ini beberapa tokoh Hizbullah. Seperti Kiai Mukti, Umar Maksum, Gus Nur Salim, termasuk Kiai Malik ini. Kalau Kiai Mukti ini lebih banyak di kota, Kiai Malik ini lebih banyak berjuang di wilayah timur. Seperti di Buring, Kedungkandang, Bumiayu sampai Wonokoyo,” jelas Bison, sapaan karib Arif Wibisono.

Sama seperti Laskar Hizbullah lainnya, Kiai Mukti juga mendapatkan pendidikan militer di Cibarusah Jawa Barat, atau sekarang dikenal Bekasi.

Selama masa mempertahankan kemerdekaan, tepatnya setelah proklamasi kemerdekaan, Laskar Hizbullah bersiaga penuh karena situasi saat itu masih sangat panas. Terlebih di Surabaya yang kemudian pecah peristiwa Pertempuran Surabaya, 10 Nopember 1945.

Selain ikut berangkat langsung ke Surabaya, perjuangan Laskar Hizbullah terus berlanjut di Malang. Sebab saat itu Malang juga menjadi sasaran berikutnya oleh pasukan Belanda.

Pergerakan Kiai Malik selama mempertahankan kemerdekaan juga banyak dilakukan secara bergerilya. Namun perang terbuka juga beberapa kali terjadi. Meski masih banyak yang bermodal bambu runcing, tapi sebagian lainnya memiliki senjata api hasil dari rampasan Jepang. Kiai Malik sendiri bergerak dalam satu kompi.

“Rata rata pasukan Hizbullah ini juga dibekali ilmu hizib. Kalau di Malang, itu Kiai Mukti di Kasin, yang saya teliti, dia ahli hizib yang memberikan karomah ke Hizbullah. Jadi mereka kebal dan bisa membutakan, bukan buta sakit, tapi menjadi tidak terlihat. Termasuk Kiai Malik kan waktu di pondok sudah dibekali semua,” bebernya.

Singkat cerita, Kiai Malik berhasil mempertahankan wilayah timur bersama Hamid Rusdi. Walaupun kemudian Hamid Rusdi harus gugur ditembak Belanda di Wonokoyo Kedungkandang. Itu karena persembunyiannya saat itu telah dispionase sejak lama. Sementara Kiai Malik, kembali lagi mengajar agama Islam kepada masyarakat.

“Kelebihan taktikal perang gerilya dari Kiai Malik ini kuat. Kolaborasi dengan Hamid Rusdi di sektor timur akhirnya memberikan kemenangan. Padahal penyisiran di timur itu cukup sulit, tapi bisa menang karena gerilya,” puji Bison.

Berdasarkan hasil penelusurannya, Kiai Malik sempat menyampaikan kepada masyarakat enggan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) saat wafat. 

Sama seperti Laskar Hizbullah lainnya, Kiai Malik justru ingin dimakamkan seperti masyarakat pada umumnya.

Akhirnya, hingga saat ini, makam Kiai Malik  berada di sisi Jalan Mayjen Sungkono, tepatnya di sisi timur Flyover Kedungkandang. Di peristirahatan terakhirnya itu disematkan pangkatnya saat bergabung di pasukan Hizbullah sekaligus gelar kehormatan keilmuan agamanya. Yakni tertulis Letda Inf KH Malik. Ia wafat pada 6 Januari 1949

“Beliau wafat karena memang sudah umurnya, wafat karena sakit. Sebelumnya Kiai Malik sudah menyampaikan, tidak mau dimakamkan ke TMP karena mereka menganggap seorang pahlawan itu adalah mereka yang gugur terkena peluru dan bom, ya itu namanya pahlawan,” bebernya.

 Di lokasi makam itu ada momen tertentu memang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Tidak hanya warga biasa, tapi juga banyak dari kalangan militer. Perjuangan dan kepahlawanan  Kiai Malik memang sangat perlu diteladani.

“Kiai Malik ini juga sangat keras mengajak semangat arek arek Malang supaya Malang tak dijajah negara lain. Juga terkenal mempunyai ide- ide dan cenderung berpikir kritis. Salah satu contohnya ide bahwa fasilitas  penting di Malang jangan sampai digunakan Belanda,” pungkasnya. (ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img