spot_img
Saturday, July 27, 2024
spot_img

Kiat Praktis Menghindari Dehidrasi dan Heat Stroke Saat Ibadah Haji

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Praktisi kesehatan masyarakat dr Ngabila Salama menjelaskan bahwa ada dua masalah kesehatan yang umum terjadi selama ibadah haji, yakni kelelahan dan serangan panas (heat stroke). Oleh karena itu, penting untuk melakukan persiapan yang matang sebelum menjalankan ibadah tersebut.

Ngabila menjelaskan bahwa akar dari kedua masalah tersebut adalah dehidrasi, yang kemudian berkembang menjadi kelelahan karena paparan panas yang mencapai suhu 45 derajat Celsius di lokasi tersebut. Akibatnya, hal ini dapat berujung pada serangan panas.

- Advertisement -

“Kenapa bisa terjadi? Karena kita terpapar sinar matahari yang luar biasa dan kita kurang minum. Makanya tadi ada yang namanya gerus dan gerah. Gerus, gerakan minum tanpa menunggu haus,” katanya dalam “Fisik Sehat, Haji Mabrur” yang disiarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta.

Dia menyebutkan ketika ada yang terkena serangan panas, orang tersebut tak sadarkan diri, hemodinamikanya tidak stabil, tensinya sangat tinggi. Hal itu, katanya, dapat menyebabkan henti jantung, bahkan kematian apabila tidak ditangani secara cepat.

Ngabila menilai konsumsi cairan selama satu jam sekali yaitu 200 cc atau satu gelas, dan akan lebih baik lagi apabila diminum bersama oralit. Oralit, katanya, tak hanya untuk mengobati diare pada anak-anak, namun juga untuk menjaga keseimbangan elektrolit selama beribadah.

“Karena kita banyak keringat. Otomatis kan elektrolit di dalam tubuh kita keluar lewat keringat. Jadi itu harus digantinya bukan cuma air, tapi elektrolit,” katanya.

Untuk melindungi diri dari panas, kata dia, perlu menyemprot wajah dengan air sesering mungkin. Sejumlah barang yang perlu dipersiapkan, katanya, antara lain adalah payung atau topi berdaun lebar yang berwarna cerah agar memantulkan cahaya serta kurma.

Menurutnya, kurma sangat penting sekali untuk menjaga fisik agar tidak kekurangan kadar gula atau hipoglikemi.

“Lalu kita juga penting memakai masker. Masker medis itu untuk menjaga kelembaban di saluran nafas dan juga saluran mulut kita,” katanya.

Dia juga mengucapkan penting untuk menyiapkan kantong plastik untuk menyimpan alas kaki, karena di sana orang sering kehilangan alas kaki, dan akhirnya orang berjalan tanpa alas kaki. Dampaknya, kata dia, terjadi serangan panas secara langsung.

“Saat kelelahan yang paling penting adalah ya kita jangan memaksakan diri. Beribadahlah kita tahu kondisi diri kita. Yang paling tahu kondisi diri kita adalah diri kita sendiri,” ujar Ngabila.

Menurutnya, pola pikir yang harus diterapkan adalah berangkat sehat sama-sama, pulang sehat sama-sama. Dia menilai paradigma dimana meninggal di Arab Saudi, Madinah, atau Makkah, adalah sesuatu yang keren perlu dihilangkan.

“Masih banyak keluarga tercinta kita yang benar-benar menanti kita,” katanya.(ntr/mpm)

- Advertisement - Pengumuman
- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img