Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M,Si
Malang Posco Media – Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, MA., dalam sebuah event pernah menyampaikan bahwa produk halal telah berkembang dan menjadi bagian dari gaya hidup dan tren kompetisi perdagangan global. Bahkan, di Australia dan beberapa negara maju, daging halal lebih disukai oleh masyarakat non muslim. Karena itu, Wapres menilai pasar industri halal dunia akan terus berkembang. Selain karena meningkatnya jumlah penduduk muslim dunia, ekonomi negara-negara muslim, kepatuhan umat muslim seiring dengan pengarusutamaan gaya hidup halal, faktor-faktor lain juga berperan yakni konektivitas, kesehatan, dan perkembangan merk global.
Seluruh elemen bangsa, sudah semestinya perlu terus meningkatkan kinerja industri halal, terutama untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia. Sebab, peningkatan pasar konsumen produk halal secara global semakin membuat persaingan produsen produk halal dan tidak dapat dihindarkan. Termasuk Kiai Ma’ruf Amin juga mengingatkan bahwa produk halal kini tidak hanya diproduksi oleh negara-negara muslim, tetapi juga banyak diproduksi oleh negara-negara non muslim seperti Thailand, Australia, Amerika Serikat, Brazil, China, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan. Bahkan, di Korea Selatan kata Ma’ruf, semua elemen aktif untuk mempromosikan produk-produk halalnya.
Maka untuk mendorong keberhasilan produk-produk halal, seluruh unsur perlu bergerak untuk mengambil bagian masing-masing, mulai dari Presiden, Menteri, Gubernur, Perguruan Tinggi, Wali Kota, Bupati, Camat, Lurah, Kepala Desa dan stake holders terkait, agar produknya dapat menguasai pasar dunia.
Sementara, Indonesia kata Kiai Ma’ruf, saat ini memiliki ruang dan peluang besar untuk menjadi pusat industri halal karena sejumlah faktor yakni memiliki keunggulan demografi sebagai negara muslim terbesar dunia, preferensi dan loyalitas masyarakat muslim terhadap merk produk halal lokal sagat tinggi.
Selain itu, nilai ekspor bersih pada 2020 tumbuh sekitar 38 persen dibandingkan 2019, dengan total nilai ekspor bahan makanan halal mencapai 34 miliar dolar AS atau Rp 500 triliun menurut laporan Bank Indonesia, hal ini berarti produk halal telah memberikan berkah kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Program dan Aksi
Oleh karena itu, perlu menekankan perlunya tekad dan komitmen masyarakat menjadi produsen halal dunia, diikuti dengan program dan rencana aksi yang lebih massif untuk meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk halal Indonesia masuk pangsa pasar dunia. Rencana aksi itu dengan langkah-langkah; Pertama, peningkatan kapasitas produksi produk halal, termasuk melalui pembentukan kawasan industri halal, pembentukan zona-zona halal, dan percepatan proses sertifikasi halal.
Kedua, penguatan UMKM industri halal, melalui pemanfaatan teknologi digital, peningkatan kemampuan daya saing, perluasan akses pasar, kemudahan akses permodalan. Ketiga, peningkatan kualitas SDM berbasis ekonomi dan keuangan syariah serta peningkatan literasi masyarakat terhadap produk halal, dan Keempat, regulasi yang mendukung serta menjamin terhadap berbagai instrument yang mendukung berkembangnya produk halal.
Ke depan bukan tidak mungkin, ketika warga negara satu berkunjung ke negara lain, termasuk ke negara sekuler sekalipun, pada pintu masuk restoran akan tertulis label “halal”, ini menunjukkan kepastian dan menjamin bersih dan menyehatkan. Maka dari itu, makanan halal kini semakin menjadi gaya hidup di kancah global. Kesadaran akan produk halal adalah kunci bagi muslim dan non muslim. Para ahli berharap masyarakat beralih ke makanan halal mengingat banyaknya makanan yang tidak higienis dan tidak sehat untuk kelangsungan kehidupan manusia.
Potensi Produk Halal
Di era pandemi Covid-19, ternyata potensi pasar produk halal global pada akhir 2021 telah mencapai sebesar US$ 3 triliun. Nilai ini diperkirakan tumbuh menjadi US$ 3,5 triliun pada 2023. Meskipun pada 2020 lalu industri halal dunia anjlok hingga 8 persen akibat pandemi Covid-19, tetapi per akhir 2021 telah kembali pulih dan justru banyak diminati masyarakat. Industri produk halal tidak hanya bertumpu kepada keyakinan beragama saja, tetapi sudah menjadi kebutuhan hidup sehat dan bermakna tinggi.
Geliatnya produk dan industri halal telah menyebar ke berbagai kalangan sejalan dengan kualitas produk yang dapat selaras dengan gaya hidup masyarakat, terlepas apapun agamanya. Industri halal terbilang menggiurkan bagi para investor. Di Amerika saja, industri makanan halal bernilai lebih dari US$ 20 miliar setiap tahun.
Terdapat sejumlah keunggulan dari produk halal bagi manusia, karena memiliki aspek kebersihan dan kesehatan sehingga memberikan ketenangan bagi konsumennya. Hal ini menjadikan produk halal, seperti makanan, minuman, pakaian, obat-obatan, semakin diminati oleh beragam kalangan masyarakat, tanpa membeda-bedakan agama, suku, Bahasa, adat istiadat dan termasuk faham aliran kepercayaan yang hidup di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara.
Pengembangan Produk Halal
Industri halal memiliki potensi untuk selalu dikembangkan, peluang sektor industri halal sebagai sumber pengembangan ekonomi global meliputi ; Pertama, makanan dan minuman, sektor industri ini merupakan sektor industri halal dengan pendapatan terbesar setiap tahunnya dan diprediksi akan terus berkembang karena masyarakat semakin peduli dengan kehalalan dari berbagai produk yang dikonsumsi di negara yang penduduknya non muslim maupun muslim. Namun bila dilihat dari konsumen tiga besar dunia meliputi Indonesia, Turki dan Pakistan.
Kedua, kosmetik, sektor industri kosmetik halal berkembang pesat selama satu dekade terakhir. Sertifikat halal yang disematkan pada berbagai produk kosmetik memberikan rasa aman pada pengguna kosmetik tersebut dikarenakan adanya sertifikat tersebut dapat memberikan jaminan bahwa kosmetik menggunakan bahan baku yang aman digunakan.
Ketiga, farmasi, sektor industri ini memiliki peluang yang strategis di Indonesia bahkan dunia, tetapi masih memiliki tantangan pada proses sertifikasi halal pada produknya yang disebabkan oleh ketidak stabilan proses pemerolehan bahan baku.
Keempat, travel, industri pariwisata halal yang dapat dikembangkan berupa penginapan halal serta makanan halal selama perjalanan wisata. Industri pariwisata halal tidak hanya diminati oleh masyarakat muslim tetapi juga non muslim, hal tersebut dikarenakan paket wisata halal dapat memberikan jaminan kebersihan, keamanan, dan kualitas secara keseluruhan proses pemenuhan
jasa wisata.
Kelima, fashion, industri fashion halal dikembangkan dengan membuat pakaian yang sesuai dengan kaidah busana muslim seperti tidak transparan dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh, saat ini industri fashion halal eksportir dikuasai oleh tiga besar dunia, yakni China, India, dan Turki. Saat ini, brand halal fashion telah banyak berkembang di dunia dan dapat terus dikembangkan mengingat besarnya share market yang ada, bahkan pengguna fashion muslim tiga besar dunia yakni Turki, UAE, dan Indonesia.
Berbagai peluang dan tantangan yang ada, sektor-sektor industri halal tetap menjadi peluang yang menjanjikan karena luasnya cakupan target pasar yang ada di mana pengguna produk halal tidak terbatas pada masyarakat muslim, tetapi juga masyarakat non muslim. Selain itu, produk-produk halal telah mendapatkan respon yang baik dari konsumen di dunia karena adanya jaminan kualitas produk yang ketat sehingga memberikan rasa aman pada penggunanya. (*)