.
Saturday, December 14, 2024

KM Sanjaya 86 Masih Belum Ditemukan Setelah Sepuluh Hari Hilang Kontak di Selat Bali

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Basarnas Bali melaporkan bahwa hingga saat ini, kapal ikan KM Sanjaya 86 yang hilang kontak selama sepuluh hari di Selat Bali masih belum ditemukan, sehingga proses pemantauan telah dihentikan.

Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, menyatakan dalam keterangan yang diterima di Denpasar pada Selasa (1/8) bahwa tidak ada tanda-tanda keberadaan kapal tersebut yang hendak melaut ke zona penangkapan ikan.

“Komunikasi saya terakhir pada hari ini, KM Sanjaya 18 maupun KM Sanjaya 98 masih melakukan pencarian. Apabila nantinya ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal, dimungkinkan untuk kembali melaksanakan pemantauan,” kata dia.

Pertama kali menerima laporan tentang hilangnya KM Sanjaya 86, Basarnas Bali diberitahu oleh agen kapal, yaitu PT Sentral Benoa Utama, pada Sabtu (22/7). Mereka menerima pesan singkat yang menyatakan bahwa kapal ikan tersebut mengalami kebocoran, tetapi kemudian agen kapal menginformasikan bahwa kapal telah dihantam gelombang.

Surat persetujuan layar untuk KM Sanjaya 86 telah disetujui oleh syahbandar di pelabuhan perikanan, memungkinkan kapal untuk berangkat dari Pelabuhan Benoa pada Kamis (20/7) pukul 16.30 Wita. Sesuai dengan persyaratan izin keluar, kapal harus meninggalkan pelabuhan dalam waktu paling lambat 24 jam setelah izin diberikan.

Basarnas Bali kemudian berkoordinasi dengan VTS Benoa untuk memberikan pengumuman tentang kapal ikan yang hilang kontak di sekitar Selat Bali, sambil mencari informasi dari SROP, syahbandar, Polair, dan KSOP. Selama proses pencarian, kondisi cuaca tidak bersahabat, bahkan BMKG melaporkan bahwa wilayah tersebut mengalami gelombang tinggi mencapai 2,5-4 meter.

Dalam upaya pencarian, PT Sentral Benoa Utama juga turut membantu dengan menurunkan KM Sanjaya 18 dan KM Sanjaya 98, serta melakukan pemantauan udara menggunakan Fly Bali.

“Namun, upaya tersebut hasilnya masih nihil, tidak terlihat ada puing-puing kapal, barang-barang yang mudah mengapung ataupun ceceran bahan bakar,” ujar Sidakarya.

Kemudian, Basarnas Bali membuka komunikasi kembali dengan VTS Benoa, Basarnas Surabaya, Basarnas Mataram, namun tetap tidak mendapat titik terang hingga 10 hari berlalu.

Selama proses berlangsung, Basarnas Bali mengaku telah berupaya maksimal bersama unsur lainnya dalam usaha menemukan kapal ikan dengan 16 orang di dalamnya itu.

“Untuk saat ini kami belum bisa menggerakkan KN SAR Arjuna 229, karena masih dalam kondisi perbaikan, sehingga kami maksimalkan koordinasi dengan unsur SAR lainnya, juga Basarnas Pusat untuk memperkirakan kemungkinan lokasi-lokasi terduga,” kata Sidakarya. (ntr/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img