Wednesday, October 22, 2025
spot_img

Kolaborasi Riset Tiga Universitas, Ungkap Dampak Positif Magang Industri Guru SMK

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Program penelitian kolaboratif tiga universitas negeri menghasilkan temuan penting bagi masa depan pendidikan vokasi di Indonesia. Melalui program Upskilling Guru pada kegiatan Magang Industri (UGMI), guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kini mendapat kesempatan memperdalam pengalaman langsung di dunia industri.

Program ini diinisiasi oleh Universitas Negeri Malang (UM) sebagai host, bekerja sama dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Negeri Makassar (UNM). Kegiatan ini didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui skema Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) 2025.

-Advertisement- HUT

Ketua peneliti Prof. Dr. Yoto, S.T., M.M., M.Pd., menjelaskan bahwa kesenjangan kompetensi antara guru SMK dan kebutuhan dunia industri menjadi penyebab rendahnya daya saing lulusan. Banyak guru menguasai teori, tetapi kurang memiliki pengalaman praktik nyata di lapangan kerja.


HUT

Melalui UGMI, guru ditempatkan langsung di perusahaan mitra untuk memahami proses produksi, teknologi terkini, dan budaya kerja industri. “Magang guru adalah langkah strategis untuk menjamin mutu pembelajaran berbasis industri,” ujar Prof. Yoto.

Tim penelitian ini terdiri atas Marsono, S.Pd.T., M.Pd., Ph.D., Didik Nurhadi, S.Pd., M.Pd., Ph.D., dan Dr. Widiyanti, M.Pd. dari Universitas Negeri Malang; Dr. Zainur Rofiq, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta; serta Dr. Ir. Andi Muhammad Irfan, S.T., M.T. dari Universitas Negeri Makassar.

Kolaborasi lintas kampus ini memperkuat pendekatan interdisipliner dalam mengkaji relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri modern. Setiap anggota memiliki peran spesifik, mulai dari analisis kurikulum, penguatan kemitraan industri, hingga desain model link and match.

Penelitian dilakukan di tiga provinsi utama, yaitu Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan, dengan melibatkan 12 SMK. Di Jawa Timur, lokasi penelitian mencakup SMKN 1 Singosari, SMKN 1 Trenggalek, SMKN 1 Sidoarjo, SMK Sore Tulungagung, SMK PGRI 1 Gresik, SMK Raden Rahmat Mojosari, SMKN 2 Probolinggo dan SMK Islam 1 Blitar.

Di Sulawesi Selatan diambil 2 sekolah yaitu SMKN 2 Makassar dan SMKN 10 Makassar. Sedangkan di Yogyakarta diambil 2 sekolah yaitu SMKN 2 Depok Sleman dan SMK Muhammadyah 3 Yogyakarta. Metode penelitian mixed methods diterapkan dengan wawancara, observasi, Focus Group Discussion (FGD), dan angket terverifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru yang mengikuti UGMI mengalami peningkatan signifikan dalam kompetensi pedagogik dan profesional.

Prof Yoto menerangkan, dari sisi kurikulum, UGMI terbukti membantu guru menyusun materi ajar yang lebih relevan dengan standar industri. Kolaborasi dengan perusahaan seperti Toyota dan Astra membuka peluang bagi pengembangan kurikulum bersama (joint curriculum development).

Selain itu, model co-teaching antara praktisi industri dan guru mulai diterapkan di sejumlah SMK. “Langkah ini menjadi upaya konkret memperkuat keterkaitan (link and match) antara pendidikan vokasi dan kebutuhan kerja nyata,” ungkapnya.

Tim UNY yang diketuai oleh Dr. Zainur Rofiq, M.Pd. menekankan pentingnya integrasi teknologi digital, kecerdasan buatan, dan otomasi dalam pembelajaran vokasi. Guru yang mengikuti magang industri dapat mengadopsi teknologi tersebut untuk memperbarui metode mengajar. Hal ini mendukung visi Education 5.0 yang berorientasi pada inovasi dan kreativitas siswa.

Sementara itu, tim UNM di bawah koordinasi Dr. Ir. Andi Muhammad Irfan, S.T., M.T. berfokus pada optimalisasi Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK untuk mempercepat penyerapan lulusan. BKK kini dikembangkan menjadi layanan digital yang memuat data alumni, lowongan kerja, dan sistem rekrutmen daring. Dengan pendekatan berbasis aplikasi, proses pencarian kerja menjadi lebih efisien dan transparan.(imm/lim)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img