MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) berkolaborasi dengan Universiti Malaya memberikan pelatihan life skill dan edukasi cara mengelola keuangan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuala Lumpur Malaysia, pekan lalu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan life skill dan edukasi para pekerja migran agar tidak terhimpit kemiskinan di masa mendatang setelah tidak lagi bekerja di luar negeri.
Kegiatan pengabdian dilaksanakan di salah satu shelter Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuala Lumpur, yaitu di kantor Ikatan Keluarga Madura (IKMA). “Dari awal perkenalan dengan anggota IKMA ini terlihat jelas bahwa mereka perlu dibekali dengan kemampuan mengelola keuangan pribadi yang baik,” kata Ketua Tim dari Departemen Akuntansi (FEB) UB Yeney Widya Prihatiningtias, DBA., Ak., CA.
Dalam pemaparannya, Yeney mengusung isu pentingnya menabung dan berinvestasi untuk kepentingan masa depan. Selain itu, Yeney juga memberikan gambaran berbagai masalah keuangan yang dihadapi oleh para pekerja migran seperti kontrol yang lemah pada dana yang dikirim ke keluarga di Indonesia terkait dengan peruntukannya.
“Ada pula jeratan pinjaman online (pinjol), serta mudahnya tertipu iming-iming penggandaan uang. Hal-hal yang nampaknya sederhana ini bisa jadi merupakan isu penting yang selayaknya diketahui oleh mereka yang selama ini hanya paham bagaimana mencari uang namun kurang berpengalaman dalam mengelola hasilnya,” katanya.
Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 30 pekerja migran tersebut, kolaborator dari Universiti Malaya, Datin Izlin, memberikan materi cara mengatur penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan agar tetap mencukupi.
Datin Izlin juga menunjukkan hasil survei di Malaysia mengenai persentase pembagian biaya hidup dari kebutuhan primer, sekunder, sampai tersier. “Kemampuan teknis dari pekerja migran harus selalu ditingkatkan dengan belajar secara terus menerus,” katanya.
Selain itu, kemampuan berkomunikasi juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya.
Pihak KBRI, yang diwakili Hermanto, mengaku senang melihat kedatangan tim dari Universitas Brawijaya dan Universiti Malaya yang menyelenggarakan kegiatan pengabdian.
“Kegiatan-kegiatan semacam ini perlu lebih digalakkan lagi ke depannya agar dapat memberi manfaat ilmu dan pengalaman bagi imigran karena mereka sangat perlu pembinaan dan pelatihan secara informal agar dapat terus bertahan hidup di Malaysia,” katanya. (imm)