MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Tiga dari empat korban jatuhnya pesawat Super Tucano dimakamkan secara militer di TMP Suropati, Kota Malang, Jumat (17/11). Yakni Marsma (Anm) Adm Widiono Hadiwijaya, Kolonel (Anm) Pnb Sandhra Gunawan dan Marsma (Anm) Pnb Subhan. Sedangkan Letkol (Anm) Pnb Yuda Anggara Seta dimakamkan di TMP Magetan.
Keempat jenazah sebelumnya disemayamkan di hanggar Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh. “Mereka adalah putra putri terbaik bangsa,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) MArsma R. Agung Sasongkojati, Jumat (17/11). Tangis keluarga pecah saat peti jenazah masuk ke liang lahat.
Salah satu anggota keluarga sempat pingsan tak kuat menahan kesedihan yang mendalam. “Peristiwa pesawat Super Tucano yang jatuh menjadi duka semua pihak. Yang terpenting sekarang adalah kami berupaya melakukan yang terbaik bagi keluarga yang saat ini sangat bersedih, agar selalu dalam bantuan TNI AU,” tambahnya.
Yeni, adik ipar Kolonel (Anm) Pnb Sandhra Gunawan tak bisa menutupi betapa terpukulnya dia dan keluarga atas insiden ini. Ia bersaksi bahwa Sandhra orang yang dikenal penyayang kepada keluarga dan teman-temannya. Ia menceritakan, sepekan lalu Sandhra sempat bertemu dengan Yayan, sahabatnya seorang komandan pesawat Hercules di Makassar.
Di sana, bapak dua anak ini, sempat mengajak makan sahabatnya dan berfoto. Sandhra juga menyerahkan empat seragam penerbangnya ke sahabatnya itu. “Empat baju penerbangnya diberikan ke sahabatnya semua. Katanya: “Ambil ini. Saya kayaknya tidak akan terbang lagi’,” ceritanya menirukan Sandhra.
Dikatakannya, Sandhra sudah lama bertugas di Lanud. Bahkan semenjak sebelum menikah. Bahkan rencananya Sandhra akan sertijab pindah jabatan pada Desember 2023 ini. “Suratnya sudah turun, mau sertijab pindah ke Yogyakarta. Sepertinya hendak jadi komandan taruna. Desember ini sudah pelantikan,” paparnya. Namun takdir berkata lain. Yeni dan keluarga hanya pasrah atas keadaan saat ini. Rencana bahagia bertemu dengan keluarga saat pindah ke Yogyakarta nanti, malah berubah menjadi duka. “Rencana, keluarga datang dari Makassar bulan Desember, saat anak-anak liburan. Tapi takdirnya begini,” pungkas dia. (tyo/mar)