MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) kembali menyelenggarakan konferensi internasional yang menghadirkan para narasumber bereputasi dari dalam dan luar negeri. Konferensi ilmiah tahun ini dilaksanakan di Hotel Grand Whiz Nusa Dua Bali hingga Kamis (26/10) lalu.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini diikuti sebanyak 1.060 peserta seminar dari dalam dan luar negeri, dengan sejumlah 15 negara, diantaranya Indonesia, Malaysia, Taiwan, Thailand, Jepang, Australia, Pakistan, Algeria, Bhutan, Kamboja, India, Myanmar, Singapura, Filipina, dan Vietnam.
Tahun ini, penyelenggaraan konferensi ilmiah internasional FIB UB berkolaborasi dengan The 14th Annual International Symposium of Foreign Language Learning (AISOFOLL) Seameo Qitep in Language. SEAMEO QITEP atau Southeast Asia Ministers of Education, Quality Improvement of Teachers and Education Personnel merupakan sebuah pusat regional yang didirikan oleh Southeast Asia Ministers of Education pada 13 Juli 2009. Fokus dari Lembaga ini adalah untuk pengembangan kualitas guru bahasa (Bahasa Indonesia sebagai Penutur Asing (BIPA), Arab, Jepang, Jerman, dan Mandarin) serta tenaga kependidikan.
Pembukaan acara ini berlangsung di Auditorium Hotel Grand Whiz Nusa Dua, Bali oleh Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D. Pada kesempatan tersebut, Hamamah menyampaikan bahwa konferensi ini memiliki fokus tema mengangkat teknologi untuk Kemajuan Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Ilmu Budaya.
Hamamah menjelaskan, konferensi ini berfungsi sebagai inspirasi, membimbing dalam melewati wilayah teknologi yang belum dipetakan potensi transformatif dalam disiplin akademik. Konferensi didedikasikan untuk menjadi jembatan inovasi dan kolaborasi dalam bidang bahasa, studi sastra, pendidikan, seni, dan budaya untuk masyarakat berkelanjutan. “Pada tema bersama ini, kami menggarisbawahi peran penting teknologi dalam memajukan bidang tersebut. Ini adalah eksplorasi yang tepat sebagai konvergensi inovasi, kolaborasi, dan teknologi,” jelasnya.
Selain itu, ketua panitia Konferensi Internasional FIB UB Dr. Emy Sudarwati, S.S., M.Pd. menambahkan secara umum konferensi ini bertujuan untuk membentuk forum bagi akademisi. Konferensi dilaksanakan dengan sistem hybrid atau dilakukan baik secara luring maupun daring.
Emy menerangkan, kegiatan ini merupakan forum internasional yang bertujuan untuk memberikan ruang pada para peneliti dalam mempresentasikan dan mendiskusikan kemajuan kolaborasi hasil penelitian. Selain itu, forum ini juga untuk berbagi pengalaman dan teknik baru dalam penelitian yang telah dilakukan.
“Forum konferensi ilmiah ini baik ICOLLEC maupun ICEL merupakan sarana pertukaran pengetahuan antara peneliti dan praktisi. Dengan adanya forum ini dapat membangun jaringan antar akademisi yang mempunyai kepentingan yang berkaitan dengan bidang ilmu yang berkelanjutan,” tandasnya. (imm)