.
Friday, December 13, 2024

Sumiatun, Bidan Dermawan di Werkudoro Polehan

Konsisten Gratis Layani Warga Tak Mampu dan Tetangga

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Terkenal di kampungnya sebagai bidan yang peduli. Saking pedulinya, Sumiatun menggratiskan biaya pengobatan pasien yang tak mampu. Asalkan warga sehat, ia sudah senang.

Bidan Sumiatun buka praktik di Jalan Werkudoro Gang I Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang. Tempat praktik itu berada di rumahnya.

Ia terkenal di lingkungannya sebagai bidan dermawan. Karena kerap tidak menarik biaya pemeriksaan bagi pasiennya yang tidak mampu. Pasien yang dibantunya ini kebanyakan merupakan wanita lanjut usia.

“Mereka datang biasanya ada masalah karena sudah menopause. Nah saya lihat, mereka datang kan diantar. Tapi yang antar bukan keluarganya, bukan siapa-siapanya. Saya tanya juga sudah jompo. Akhirnya biasanya saya tidak tarik biaya. Saya beri obat dan vitamin yang dibutuhkan,” kata bidan kelahiran tahun 1951 ini.

Tempat praktik  sederhana. Tetapi dilengkapi fasilitas yang memadai. Sumiatun menggunakan ruang kosong di rumahnya. Tempat praktiknya memang gandeng dengan rumahnya sendiri.

Akan tetapi ia pun membeli satu bangunan lain yang tidak jauh dari rumahnya tersebut. Difungsikan khusus melayani persalinan.

“Kalau tetangga, teman-teman dekat sendiri saya memang tidak tarik biaya. Namanya orang dekat-dekat saja. Tak apa-apa. Kalau persalinan saya bantu,” jelas perempuan yang pada tahun 1977 bertugas menjadi perawat di RSUD Saiful Anwar ini.

Sumiatun mengaku tidak pernah berkekurangan meskipun sering menggratiskan biaya dari jasa pelayanan kebidanan. Rejeki selalu ada.

“Sudah sejak awal saya menjadi bidan. Ilmu ini kalau tidak digunakan dan bermanfaat bagi orang lain saya pikir percuma. Selagi bisa bantu ya saya bantu,” kata ibu tiga anak ini.

Beberapa tahun lalu ia juga sangat aktif di bidang pendidikan kebidanan. Sumiatun merupakan salah tokoh  yang ikut mendirikan STIKES Maharani pada tahun 2006.  Ia juga menjadi pengajar di kampus tersebut sampai awal 2020 lalu.

Selama menjadi pengajar itu, Sumiatun sudah membuka praktik di Jalan Werkudoro. Pagi hingga siang ia mengajar, sore harinya  melayani pasien.

“Praktik saya buka mulai pukul 17.00 WIB sampai 19.00 WIB. Bukanya setiap hari kecuali hari Sabtu. Sejak pensiun jadi dosen, tetap buka praktik,” kata dia.

Riwayat pendidikan Sumiatun pun panjang. Ia memulai sekolah bidan sejak lulus SMP. Perempuan kelahiran Blitar ini kemudian pindah ke Malang pada tahun 1970-an untuk melanjutkan pendidikan perawat sejajar SMA di RST dr Soepraoen Malang.

“Jadi praktik itu sudah sejak saya perawat di RSSA dulu. Sambil kerja saya buka praktik. Lalu saya sekolah lagi ambil D-III di Poltekes Malang tahun 2000 lulus tahun 2003. Kemudian saya ambil pendidikan lagi D-IV Bidan Pendidik di Poltekes. Lalu di tahun 2012 saya kuliah S2 di UMM,” papar Sumiatun.

Dari serangkaian pendidikan dan pengalaman itulah, Sumiatun semakin yakin ia harus menggunakan ilmunya untuk membantu orang lain. Meskipun tidak dibayar atau dibayar seikhlasnya tidak menjadi masalah bagi dia.

Sumiatun mengajarkan hal-hal tersebut kepada calon-calon perawat dan bidan yang dia ajarkan. Bahwa ilmu kesehatan diperuntukan untuk membantu sesama.

“Jangan pernah takut. Masalah rugi, tidak dibayar dan lainnya tidak apa-apa. Intinya kita bantu merawat orang sakit,” pungkasnya. (sisca angelina/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img