Akhir November Dioperasionalkan Malang Raya
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemkot Malang terus menunjukkan komitmen dalam mendukung operasional bus Trans Jatim yang segera beroperasi di Kota Malang. Tak hanya fokus pada tahap peluncuran, Dinas Perhubungan (Dishub) kini juga menyiapkan strategi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan layanan transportasi publik yang sudah lama dinantikan masyarakat tersebut.
Kepala Dishub Kota Malang Widjaja Saleh Putra mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah mengkaji mekanisme penyediaan armada feeder yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Selain menyiapkan aspek teknis operasional, Dishub juga mempertimbangkan opsi lain untuk memperkuat dukungan terhadap Trans Jatim.
“Untuk mendukung Trans Jatim, kami bahkan juga mengkaji opsi bus sekolah yang selama ini ada di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dikonversi menjadi armada yang mendukung Trans Jatim,” ungkap Jaya, sapaan akrabnya, Senin (20/10).
Menurut Jaya, langkah itu dilakukan karena kebutuhan anggaran untuk menyediakan feeder cukup besar, sementara kemampuan fiskal daerah terbatas. Padahal, permintaan masyarakat terhadap layanan Trans Jatim diprediksi bakal tinggi karena harga tiket yang sangat terjangkau.
“Untuk konversi bus sekolah ini kajian awal, masih perlu kami komunikasikan dengan banyak pihak terutama Dinas Pendidikan. Kami perlu kaji mendalam kebutuhan dan efektivitasnya,” tambahnya.
Meski begitu, Jaya belum bisa memastikan berapa unit bus sekolah yang akan dikonversi, maupun bentuk skema pelaksanaannya nanti, apakah konversi penuh atau hanya penyesuaian rute.
“Apalagi ini kaitannya anggaran, harus ada rencana yang bagus. Rencananya untuk feeder ini anggarannya untuk tahun 2026 nanti, jadi kami mulai kaji sejak sekarang,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Trans Jatim dijadwalkan mulai beroperasi di Kota Malang pada akhir November 2025. Pada tahap awal, satu koridor akan diaktifkan lebih dulu, yakni koridor tengah yang melintasi kawasan pusat kota.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyebut, akan ada 14 unit bus Trans Jatim yang dioperasikan ditambah satu unit cadangan. Pemkot Malang juga memastikan keterlibatan sopir angkot dalam operasional Trans Jatim, baik sebagai pengemudi, kernet, maupun teknisi, untuk mengantisipasi potensi gejolak sosial.
“Feeder ada anggaran, tapi ini masih dihitung. Di awal mungkin pakai BTT kalau mencukupi waktunya, nanti kami gunakan yang prioritas mana dulu. Lalu tahun depan kami anggarkan penuh,” terang Wahyu.
Selain itu, feeder Trans Jatim rencananya akan memberdayakan angkot eksisting. Sopir yang terlibat akan digaji dengan sistem jam kerja yang jelas, sekaligus mendorong program peremajaan angkot yang selama ini kondisinya memprihatinkan.
Bus Trans Jatim sendiri memiliki kapasitas 30 penumpang — 20 duduk dan 10 berdiri. Tarifnya dipatok hanya Rp 5.000 untuk umum dan Rp 2.500 bagi pelajar maupun santri.
Rute Trans Jatim akan menghubungkan Terminal Hamid Rusdi–Terminal Landungsari–Terminal Batu, melintasi sejumlah ruas utama seperti Jalan Basuki Rahmat, Jalan Ijen, Jalan Veteran, hingga Jalan Tlogomas, dan berlanjut ke wilayah Kota Batu melalui Jalan Raya Sengkaling, Junrejo, hingga Oro-Oro Ombo sebelum berakhir di Terminal Batu. (ian/aim)