Tinggalkan anak baru berusia 15 bulan, Kopda Nur Jatmiko bertugas jadi Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia salah satu dari 850 personel Kontingen Garuda bertugas sejak 2019 hingga 2021 lalu.
=======
MALANG POSCO MEDIA – Kopda Nur Jatmiko tergabung dalam pasukan Satgas Indo RDB 39 B/MONUSCO Kongo. Pria kelahiran Blitar ini bertugas menjaga perdamaian, daerah rawan konflik serta membantu masyarakat setempat, yang ada dan tinggal di kawasan Kota Kalemie Republik Demokratik Kongo.
Miko sapaan akrabnya, bersama personel yang terdiri dari TNI Matra AD, AL dan AU. Mereka bertempat di Pos Soekarno Camp. Dari sana lah, ia mulai menjalankan tugas mulianya. Mulai dari membantu warga yang membutuhkan, hingga menjaga kondisi situasi keamanan wilayah tersebut.
Miko memulai karirnya dari Yonif Raider 515/Ugra Tapa Yudha/9/2 Kostrad. Saat itu, Komandan Kompi Senapan Yonif Raider 515/UTY/9/2 Kostrad memberikan informasi adanya kesempatan pasukan Yonif 515 berangkat menuju ke Afrika Tengah.
“Saat itu saya langsung berpikir bahwa ini adalah kesempatan emas. Hati dan benak saya sangat ingin mengikuti seleksi,” ungkap Miko.
Rangkaian seleksi diikuti lebih kurang 1.500 personel TNI. Namun, jumlah itu tak menggetarkan niatnya sedikitpun. Keteguhan hatinya justru semakin membara.
Untuk TNI AD di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, melakukan seleksi di Yonif PR 503/Mayangkara/18/2 Kostrad di Mojokerto. Tahap demi tahap rangkaian seleksi sukses dilewatinya.
Selama satu bulan penuh menjalani seleksi, Miko akhirnya dinyatakan lulus. Hasil ini merupakan buah dari perjuangan, serta dukungan yang mengalir dari rekan, saudara, sahabat serta kedua orangtua Miko.
“Selain itu, dukungan juga mengalir dari istri saya. Saat itu, motivasi terbesar juga karena ingin mewujudkan cita-cita saya untuk bertugas di kancah internasional. Meskipun saat itu anak saya baru saja berusia 15 bulan,” jelas Miko.
Sesampainya di lokasi tugas di Kongo, Miko dan personel lain harus menghadapi cuaca panas dan musim angin. Tantangan di awal penempatan adalah menyesuaikan diri dengan keadaan iklim, cuaca dan lingkungan masyarakat.
“Saya bersyukur bahwa masyarakat di sana sangat baik kepada kami (Kontingan Garuda). Mereka menerima kedatangan kami, dan membuat kami cinta dengan mereka. Meskipun berbeda suku, ras dan agama, kami tetap merasakan semua saudara,” jelasnya.
Di tempat Miko bertugas, banyak sekali kegiatan kemanusiaan yang dilakukannya. Seperti memberikan pelatihan terhadap tentara Kongo, mendamaikan kelompok berseteru, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan berbagai aktivitas bermain bersama anak-anak lokal di Kongo.
“Ini merupakan bentuk pelaksanaan dari mandat PBB yaitu Protection of Civilian (POC) atau perlindungan warga sipil serta kepercayaan dari ex-combatan kepada Satgas TNI,” ujarnya.
Setelah masa tugasnya sebagai pasukan Satgas Indo RDB 39 B/MONUSCO Kongo berakhir di tahun 2021, ia kembali ke Tanah Air. Tidak lama kemudian Miko ditarik ke Divisi Infanteri (Divif) 2 Kostrad, sebagai pasukan perbantuan.
Pria kelahiran tahun 1992 ini mengatakan, bukan tanpa sebab pasukan Yonif Raider 515/UTY/9/2 Kostrad bisa terpilih bertugas. Pasalnya, Miko yang tergabung dalam pasukan tersebut sudah bertugas di Provinsi Papua tahun 2014 dan Poso di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016.
Tak sekadar menjaga keamanan, Miko dan dan personel Satgas Poso 2016 berhasil melumpuhkan pasukan separatis. Pasukan separatis MIT (Mujahidin Indonesia Timur) yang dipimpin oleh Santoso itu takluk, usai sang pemimpin dilumpuhkan.
“Raihan itu yang kemudian membuat kami dari Yonif Raider 515/UTY/9/2 Kostrad mendapatkan tiket untuk bergabung dengan Pasukan Perdamaian PBB. Kendati demikian, untuk bisa berangkat tetap melalui proses penjaringan ketat,” jelasnya.
Usai menjalankan tugas tersebut, ke depan ia ingin tetap menjadi sosok yang selalu bermanfaat untuk keluarga dan untuk orang banyak. Miko ingin terus membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, dan tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.
“Pesan saya untuk adik-adik yang ingin sukses. Pertama sayangi dan muliakan kedua orang tuamu dengan cara terbaik versi kamu. Doa orangtua khususnya ibumu, itu lebih dari segalanya. Kedua, jadilah dirimu sendiri dan jngan mudah putus asa sebelum keinginanmu bisa kamu genggam, dan jangan pernah tinggalkan salat dan selalu bersedekah,” terang pecinta olahraga sepak bola itu.
Hingga kini, ia memegang teguh ajaran orangtuanya. Bantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. “Itu adalah pesan dan ilmu yang selalu orangtua saya sampaikan, dan terus saya amalkan sampai saat ini ke diri saya dan keluarga,” sambung Miko.
Kini ia sudah aktif sebagai Tamtama Media Penerangan Divif (Ta Media Pendiv) 2 Kostrad. Dia merasa bersyukur dan bangga atas raihan tersebut.
“Sebagai anak lulusan SMK dan putra dari pedagang nasi pecel di Blitar, masih tidak menyangkan bisa mewakili Indonesia. Apalagi dengan tugas kebanggaan saya sebagai seorang anggota TNI,” pungkas Kopda Miko. (rex/van)