Ada yang Belum Punya Modal Usaha dan Kantor
MALANG POSCO MEDIA – Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KMP) di Malang Raya belum berkibar. Bahkan ada yang belum punya modal dan kantor.
Di Kabupaten Malang, sejumlah koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih belum beroperasi meski sudah terbentuk. Penyebabnya ada yang belum memiliki fasilitas dan menunggu bimbingan teknis (bimtek) dari instansi terkait.
Sebelumnya Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih di Kabupaten Malang seluruhnya sudah terbentuk. Totalnya 390 Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih. Namun demikian sebagai belum berjalan.
Yang belum berjalan seperti Koperasi Merah Putih (KMP) di Desa Sumbersuko Kecamatan Wagir. Kondisinya sudah terbentuk dan memiliki pengurus. Namun belum berjalan.
“Sudah ada tapi masih belum jalan. Masih menunggu sosialisasi atau bimtek,” kata Sekretaris Desa (Sekdes) Sumbersuko Kecamatan Wagir Mohammad Rozali Mu’ashom, Minggu (31/8) kemarin.
Fasilitas bangunan, kata dia, sementara bergabung dengan kantor desa yang masih ada ruang kosong yang bisa dimanfaatkan. Selanjutnya sedang menunggu instansi terkait.
“(Tindaklanjutnya) dari dinas atau instansi terkait, sambil menunggu juklas dan juknisnya juga,” tambah Ashom, sapaan akrab Mohammad Rozali Mu’ashom.
KMP di Desa Candirenggo Kecamatan Singosari meskipun sudah terbentuk, namun belum beroperasi atau berjalan. Hal ini karena tidak ada fasilitas gedung atau bangunan.
Hal tersebut dijelaskan langsung oleh Lurah Candirenggo Kecamatan Singosari Melani Astuti. “Tidak ada fasilitas gedung atau bangunan. (Langkah selanjutnya) tunggu petunjuk bupati dan dinas koperasi,” ujarnya.
Sama halnya dengan itu, berdasarkan penulusuran Malang Posco Media, 10 KMP yang terbentuk di Kecamatan Dau, seluruhnya belum ada yang berjalan, sementara ini. Dan masih berproses dengan mengikuti bimtek dari dinas.
Sementara itu, KMP yang sudah berjalan di antaranya di Desa Pakisaji Kecamatan Pakisaji dan Kopdes Merah Putih Randugading Kecamatan Tajinan.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Malang Tito Fibrianto menjelaskan untuk kegiatan usaha baru ini, dimungkinkan masih beberapa hal yang masih kurang.
“Mungkin pengumpulan dana dari anggota simpanan pokok, simpanan wajib masih kurang. Dan ini masih mencari anggota untuk memperkuat posisi Koperasi Merah Putih di Kabupaten Malang,” bebernya.
Tito belum menyebutkan secara terperinci jumlah KMP yang sudah beroperasi maupun yang belum di Kabupaten Malang. Yang jelas 390 desa dan kelurahan sudah terbentuk dan berbadan hukum.
“Kalau jumlah kami belum tahu pasti, ya. Banyak yang sudah menjalankan usahanya. Kami menyadari juga keuangan dari simpanan pokok maupun simpanan wajib terbatas,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa bimtek akan segera digelar. Direncanakan mulai tanggal 10 September ini terhadap pengurus dan pengawas KMP.
Disinggung mengenai KMP yang sudah terbentuk, namun belum ada fasilitas gedung atau bangunan, Tito menjelaskan bahwa pemerintah desa menyediakan tempat untuk kantornya.
“Dalam perkembangannya nanti, terutama manakala diperlukan bangunan-bangunan nanti kami jembatani,” tambahnya.
Di Kota Batu, Koperasi Desa Merah Putih yang dicanangkan oleh pemerintah pusat belum semuanya berjalan. Baru satu Koperasi Desa Merah Putih yang berjalan dari 24 Koperasi Desa Merah Putih.
Ketua Asosiasi Petinggi dan Lurah (APEL) Kota Batu, Wiweko mengatakan sampai saat ini Koperasi Desa Merah Putih belum berjalan. Karena pihaknya masih menunggu petunjuk dari Diskumperindag Kota Batu.
“Untuk Koperasi Desa Merah Putih di Kota Batu secara kepengurusan sudah selesai semua. Begitu juga dengan kantor sudah ada. Namun untuk operasional masih belum karena modal belum ada,” ujar Wiweko kepada Malang Posco Media.
Sesuai dengan informasi yang ia dapat, untuk modal Koperasi Merah Putih nantinya mendapat pinjaman dari bank milik pemerintah. Dengan pinjaman sesuai dengan kebutuhan.
“Itu nanti pinjam berdasarkan kebutuhan ke bank milik pemerintah. Sebelum pinjaman cair bank akan survei sesuai potensi yang ada baru dipinjami. Kemarin sudah ada bank ke kantor desa, ada dari Mandiri dan BNI,” terang Wiweko yang juga Kepala Desa Oro-Oro Ombo ini.
Dari renbis yang dibahas, untuk Koperasi Desa Merah Putih Oro-Oro Ombo kemungkinan akan membuka usaha grosir sembako dan elpiji. Untuk pengembangan sambil menunggu progres selanjutnya. “Kami juga sampaikan untuk gaji anggota juga belum diberikan karena belum berjalan,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Desa Junrejo, Faisal. Diungkapnya saat ini Koperasi Merah putih belum berjalan dan dalam proses pengumpulan dana, simpanan wajib dan pokok. Sedangkan eksekusi usaha masih belum.
“Karena modal belum ada ya belum jalan. Untuk dana nantinya diberi kredit oleh bank dengan jaminan APBDes dalam hal ini DD. Makannya kades dalam hal ini sebagai pengawas tidak berani ambil resiko karena modal yang cukup besar,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Diskumperindag Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan masih satu Koperasi Desa Merah Putih yang sudah berjalan. Yakni di Kelurahan Dadaprejo yang baru launching pekan lalu.
“Di Batu yang baru operasional adalah Kelurahan Dadaprejo untuk usahanya. Kalau secara pendirian dari sisi administrasi 24 desa/kelurahan sudah semua,” bebernya.
Untuk tahapan selajutnya, pemda dalam hal ini Diskumperindag akan melaksanakan kegiatan pelatihan manajemen bisnis bagi pengurus koperasi. Karena hal itu penting demi keberlangsungan koperasi.
“Jangan sampai tergesa-gesa untuk buat bisnis tanpa dibekali ilmu manajemen bisnis. Jadi kami step by step. Target pertama pendirian, kedua pengembangan SDM dan sekaligus proyeksikan potensi usaha, ketiga baru buat unit usaha,” katanya.
Di Koperasi Merah Putih Kelurahan Dadaprejo sendiri untuk unit usaha berjualan sembako karena baru mengawali. Kemudian akan disiapkan buat unit usaha baru. Berjalannya Koperasi Meraih Putih di Dadaprejo sendiri karena dana sistem kerja sama dengan ID FOOD.
Sementara di Kota Malang, KMP terdapat di masing-masing kelurahan. Yakni ada 57 KMP yang telah dibentuk sekitar dua bulan lalu.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sriyuliadi memastikan seluruh koperasi sudah terbentuk dan menerima legalitas. Dipastikan tidak ada KMP yang bubar dan Eko menyebut beberapa KMP telah cukup bagus.
“Kalau kurang berkembang mungkin iya. Kalau bubar tidak ada, semua berjalan sesuai rencana. Bahkan di Bumiayu omzetnya sudah ratusan juta. Semua berjalan,” tegas Eko kemarin.
Eko menyebut, beberapa KMP, khususnya seperti di Kecamatan Sukun juga bahkan telah menerima pelatihan digitalisasi dari pemerintah pusat. Menurut dia, hal ini juga akan diberlakukan untuk semua koperasi melalui Diskopindag.
“Kami segera memberikan pelatihan dari hulu ke hilir. Dari pembuatan produk sampai pemasarannya,” sebut dia.
Kendati begitu, Eko tidak memungkiri, sebagian koperasi dimungkinkan memang belum bisa berkembang dengan cepat. “Karena begini, pendirian koperasi ini kan ada tiga. Ada yang membuat baru, ada yang melanjutkan dan ada juga yang sudah berjalan. Nah yang baru baru ini memang perlu pendampingan. Itu dalam waktu dekat kami berikan,” pungkasnya. (den/eri/ian/van)