.
Monday, December 16, 2024

Korban Jiwa Tragedi Kanjuruhan Bertambah Satu

Berita Lainnya

Berita Terbaru

135 Orang Meninggal Dunia, Kawal Usut Tuntas

MALANG POSCO MEDIA-Duka masih menggelayut Bumi Arema.  Farzah Dwi Kurniawan Jhovhanda, Aremania asal Jalan Sudimoro Utara Lowokwaru Kota Malang meninggal dunia. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini korban jiwa ke 135 Tragedi Kanjuruhan.

Pria 20 tahun itu menghembuskan napas terakhir Minggu (23/10) malam  sekitar pukul 22.50 WIB di RSSA Malang. Senin (24/10) kemarin pagi dimakamkan.

Terakhir Farzah menjalani perawatan di Ruang ICU Khusus Covid-19 RSSA Malang. Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif ICU RSSA dr  Akbar Sidiq Sp.An menjelaskan korban meninggal karena banyak trauma (luka) yang diderita. Bahkan saat awal dirawat, Farzah sempat dinyatakan terpapar Covid-19, Rabu (5/10) lalu. Karena itu Farzah harus mendapatkan perawatan khusus di ruang ICU Khusus Covid-19.

“Saat korban tiba di RSSA Malang, kondisinya masuk kategori berat kritis. Kami langsung melakukan perawatan seoptimal mungkin. Berbagai macam tindakan dan perawatan khusus,” ujarnya saat ditemui di RSSA Malang.

Dari hasil diagnosa yang dilakukan tim dokter, Farzah diketahui mengalami multiple trauma. Mulai dari trauma di bagian kepala, paru-paru, dada hingga bagian perut.

“Selama perawatan juga menggunakan ventilator, selama hampir dua minggu. Kondisinya sempat membaik. Namun karena statusnya yang masih kritis, kondisinya belum stabil bahkan di akhir selalu menunjukkan kondisi yang semakin buruk,” bebernya

Kendati berstatus survivor Covid-19, hal tersebut diakui Dokter Akbar Sidiq bukan menjadi penyebab korban meninggal. “Penyebab kematian bukan karena Covid 19, tetapi karena memang kondisi multiple traumanya. Khususnya trauma berat di bagian kepala dan paru-parunya,” sambungnya.

Di sisi lain, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA Malang dr Syaifullah Asmiragani menyampaikan Farzah telah menjalani SWAB Test sebanyak dua kali. Dari hasil tes tersebut, Farzah dinyatakan positif Covid-19, dalam hasil tes pertamanya Rabu (5/10) dan setelah tes keduanya Sabtu (15/10).

“Dari hasil tes yang kedua, korban masih dinyatakan positif. Sehingga, seharusnya mengikuti prokes Covid-19,” tutur Syaifullah.

Ia menjelaskan memang sempat ada diskusi antara pihak rumah sakit dengan pihak Aremania dan keluarga korban. Terkait status jenazah yang masih dinyatakan terpapar Covid-19. Pihak rumah sakit kemudian langsung mengambil langkah cepat berkoordinasi dengan Wali Kota Malang Drs H Sutiaji dan Kepala Dinkes Kota Malang dr. Husnul Muarif.

“Karena ini sudah cukup lama, kemudian hasil SWAB Tes yang positif belum tentu virusnya aktif. Setelah kami berkomunikasi dan diskusi dengan Pak Wali Kota Malang dan Kepala Dinkes Kota Malang, akhirmya jenazah korban diputuskan untuk dimakamkan tanpa protokol kesehatan Covid-19,” jelasnya.

Wali Kota Malang Drs H Sutiaji menegaskan Tragedi Kanjuruhan harus diusut tuntas dan tidak boleh dianggap remeh oleh siapapun.

Ini ditegaskannya usai melayat ke rumah duka Farzah Dwi Kurniawan Jhovhanda kemrin, “Ini sudah tidak boleh dianggap remeh. Korban terus berjatuhan,” tegas Sutiaji kemarin siang di rumah duka. 

Ia mengatakan siapapun yang terlibat dan bertanggubgjawab atas jatuhnya ratusan korban jiwa di malam Tragedi Kanjuruhan harus bertanggungjawab. Meninggalnya korban ke 135 ini  menjadi pengingat bahwa kasus ini harus diusut setuntas-tuntasnya.

Sutiaji mengungkapkan hingga saat ini warga Kota Malang yang meninggal akibat Tragedi Kanjuruhan berjumlah 33 ditambah almarhum Farzah.

“Ada warga kita satu lagi dari Plaosan Timur masih di ICU. Kita doakan bersama-sama untuk kesembuhannya. Kondisi  terakhir masih melambat kondisnya,” jelas Sutiaji.

Orang nomor satu di Pemkot Malang ini meminta masyarakat tetap mengawasl jalannya proses hukum pengusutan Tragedi Kanjuruhan. Pemkot Malang juga mendorong pemerintah pusat mengusut tuntas.

Ia menambahkan  secara pribadi  meminta pemerintah pusat dan pihak berwenang serius mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan. Sutiaji mengingatkan kembali semangat Malang Kucecwara. Dimana kejahatan dan kebathilan Insya Allah akan dihancurkan Tuhan YME.

Sutiaji juga memastikan keluarga korban mendapat santunan baik dari Pemkot Malang, Pemprov Jatim maupun Kemensos RI. (rex/ica/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img