spot_img
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Korban Pengeroyokan Sembilan Pesilat Meninggal Dunia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Alfin Syafiq Ananta, 17, korban pengeroyokan oleh sembilan anggota perguruan silat meninggal dunia, Kamis (12/9) pagi. Jenazah remaja asal RT 08 RW 03 Desa Kepuharjo Kecamatan Karangploso tersebut sudah dimakamkan pada siangnya di TPU dekat rumahnya.

Korban menghembuskan nafas di RST Dokter Soepraoen setelah menjalani perawatan sejak kejadian pengeroyokan, Jumat (6/9) lalu. Pada prosesi pemakaman teman sekolah korban datang bersama kepala sekolah.

Nanang Kuswanto, orang tua korban menyampaikan bila Alfin meninggal dunia sekitar 06.30 WIB. Ia mengalami sejumlah luka pada bagian kepala, wajah, tangan, dan di badan.

“Dada membiru. Anak seumur segitu dihajar anak sembilan, ” kata Nanang saat ditemui sambil menunjukkan bagian luka-luka putranya. Alfin juga mengalami luka dalam di bagian lambung, jantung, dan paru-paru.

Nanang menyampaikan bila putra pertamanya tersebut diduga dipaksa masuk perguruan silat sebelum dikeroyok oleh para pelaku. Nanang mengatakan bila putranya tidak pernah bergabung dalam perguruan silat.

“Alfin tidak pernah ikut silat. Alfin ini ada tekanan. Hari Jumat berangkat sendiri. Sudah ada paksaan. Tapi tadi malam saya dapat informasi, sebelumnya itu, hari Kamis, Alfin sudah digebuki,” kata Nanang.

“Sebelum kejadian Alfin menyampaikan mau latihan pencak silat. Tapi belum saya ijinkan. Cuma bilang kalau kegiatan positif ya nggak apa-apa. Cuma gitu aja,” sambung Nanang.

Ia menduga bila yang melakukan paksaan sekaligus mengajak korban, Alfin untuk bergabung perguruan silat merupakan teman satu sekolahnya, SMK PGRI 3 Malang yang juga anggota perguruan silat.

Itu setelah korban memposting dirinya menggunakan kaos perguruan silat. Akan tetapi temannya tersebut klarifikasi, apakah korban benar-benar tergabung perguruan silat.

“Setelah itu kan ada teman yang namanya Saldi. Mungkin dia tersinggung, dia tanya ke Alfin minta klarifikasi,” kata Nanang.

Setelah ditelusuri, ternyata korban bukan anggota perguruan silat yang dimaksud. Kapolsek Karangposo AKP Moch Sochib saat ditemui di pemakaman membenarkan bila terdapat salah satu teman korban di jejaring WhatsApp mengetahui korban mengenakan seragam perguruan silat.

“Memang ada yang kenal dengan korban mengetahui korban mengenakan seragam pencak silat,” kata kapolsek. Lebih lanjut, kasus ini sudah dilimpahkan ke Satreskrim Polres Malang.

Sementara itu, Kepala SMK PGRI 3 Malang, Muhammad Lukman Hakim menyampaikan bila siswanya yang menjadi korban, Alfin kelas 11 Jurusan Teknik Sepeda Motor tidak mengikuti ekstrakurikuler (ekskul) pencak silat.

Lukman sendri belum mengetahui bila di antara sembilan pelaku merupakan siswanya. Ia mengaku masih menunggu informasi resmi dari kepolisian. Bila memang terdapat siswanya sebagai pelaku, pihak sekolah juga akan memprosesnya.

“Kalau misalnya memang seperti itu, kami akan mengikuti prosesnya. Kalau memang benar-benar terbukti, secara aturan SMK PGRI 3 Malang siswa yang terlibat kasus pidana dan perdata itu secara otomatis kami DO,” tambah Lukman. (den/lim)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img