MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Alfin Syafiq Ananta, 17, korban pengeroyokan oleh sembilan anggota perguruan silat meninggal dunia, Kamis (12/9) pagi. Jenasah remaja asal Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso tersebut sudah dimakamkan siang harinya, di TPU Desa Kepuharjo. Dia mengembuskan nafas terakhirnya dalam perawatan di RS Soepraoen.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban dikeroyok sembilan pesilat di tempat latihan ranting perguruan silat tersebut, Desa Ngijo, Karangploso, Jumat (6/9) malam. Akibat perbuatan para pesilat ini, dia koma dan dirawat di RS Soepraoen. Satreskrim Polres Malang yang mendapatkan pelimpahan perkara ini dari Polsek Karangploso, mengamankan sembilan pelaku.
Para pesilat yang sudah ditetapkan menjadi tersangka yakni PIA, 15, MAS, 17, RH, 14, VM, 16, RAF, 17, dan HQN, 16, asal Karangploso. Selain itu, ada pula Ragil, 19, asal Desa Ngenep, Karangploso, Iman, 25, asal Kota Batu, Nurrochman , 27, warga Desa Tulungrejo, Bumiaji, Kota Batu. Nanang Kuswanto, orang tua Alfin tampak terpukul.
Ditemui wartawan usai pemakaman, ia menunjukkan luka yang dialami Alfin. “Anak saya luka di kepala, wajah, tangan dan sekujur badan. Dadanya membiru,” tuturnya. Ia menduga, anak pertamanya itu dipaksa masuk perguruan silat sebelum dikeroyok oleh para pelaku. “Alfin tidak pernah ikut silat. Hari Jumat berangkat sendiri. Sudah ada paksaan,” lanjutnya.
Bahkan, dia mendapat informasi, Alfin sudah dipukuli sejak hari Kamis (5/9). “Sebelum kejadian, Alfin mengaku hendak latihan pencak silat. Tapi belum saya izinkan. Tapi saya lalu mengatakan, kalau memang positif, ya tidak apa-apa,” sambung pria berusia berusia 42 tahun itu. Dia menduga, ada teman satu sekolah Alfin di SMK PGRI 3 Malang yang memaksanya.
Itu setelah Alfin memposting dirinya di status WhatsApp mengenakan kaos perguruan silat itu. “Setelah itu ada teman dia yang namanya Saldi. Mungkin tersinggung dan tanya kepada Alfin untuk minta klarifikasi,” paparnya. Sementara itu, Kepala SMK PGRI 3 Malang, M. Lukman Hakim membenarkan Alfin adalah siswa kelas 11 Jurusan Teknik sepeda motor. “Dia tidak mengikuti ekskul pencak silat. Terkait bila ada siswa kami yang mungkin ada keterkaitan dalam kasus ini, dan mungkin berujung pada perkara pidana, secara otomatis tentu akan kami keluarkan. Namun, kami juga mengikuti dan menunggu informasi resmi dari pihak kepolisian,” tegasnya. (den/mar)