MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Teka teki pembunuhan dengan mutilasi di Jalan Sawojajar Gang 13A Kota Malang, berawal dari aplikasi Telegram. Korbannya, Adrian Prawono, 34, warga Jalan Prapen Indah, Kelurahan Panjang Jiwo, Kecamatan Tenggilis, Mejoyo, Kota Surabaya menjadi salah satu klien Abdul Rahman, pelakunya yang kini masih diperiksa intensif di Polresta Malang Kota.
Rahman, panggilan pria yang kini menjadi tersangka, bukan hanya seorang terapis pijat refleksi. Namun dia berpraktik sebagai dukun pelet menggunakan media kartu. Jasa lintrik ini ditawarkan secara terselubung. “Kami tahunya, hanya sebagai tukang pijat. Dia tertutup dan jarang interaksi dengan warga,” ujar Subhan, tetangga Rahman.
Ia mengatakan, tempat praktik pijat Rahman tidak terlalu ramai. Khususnya sejak tiga bulan terakhir sebelum ia tertangkap polisi. Sejauh yang ia tahu, sebulan hanya ada dua atau tiga orang saja yang datang. Salah satunya Adrian Prawono. Hal senada diungkapkan Guntur Putra Abdi Wijaya, SH, penasihat hukum Rahman.
Dia mengatakan, Rahman memang sudah lama membuka jasa ini. “Korban memang mencari cara untuk bisa memikat orang yang disukainya. Sejak korban kenal dengan tersangka bulan Juni 2023, jasa lintrik yang digunakan tersangka berjalan mulus. Sampai Oktober, khasiat lintrik mulai memudar. Korban mengaku orang yang disukai malah menjauh,” ungkapnya.
“Minggu, 15 Oktober 2023 lalu, korban datang untuk meminta pertanggungjawaban. Namun, saat itu keduanya justru cekcok. Emosi tersangka tak terbendung, hingga menghabisi nyawa korban. Setelah itu, memotong tubuhnya menjadi enam bagian. Ada yang dikubur di dekat Sungai Bango dan ada yang dibuang ke sungai,” urai Guntur.
Wakasatreskrim Polresta Malang Kota, AKP Nur Wasis mengatakan, upaya yang dilakukan Rahman murni untuk menghilangkan jejak. Selain memutilasi, tersangka juga mengecat kamar kos, dan membuang kasur dari tempat praktiknya. “Yang diakui, korbannya hanya satu orang. Kami menemukan potongan tubuh manusia yang hanya bagian kepala, telapak tangan dan telapak kaki,” ungkanya.
Saat ini, pihaknya masih mendalami keterkaitan antara mayat tanpa kepala yang ditemukan di belakang Rusunawa Buring, 31 Oktober 2023 lalu. Apakah identik dengan potongan tubuh yang dikubur oleh Rahman. “Saat ini masih belum muncul kecocokan, karena mayat di dekar Rusunawa mengenakan pakaian. Tersangka mengaku membuang potongan tubuh korban yang sudah ditelanjangi,” ujar dia.
Petugas saat ini sedang berusaha mengamankan barang bukti yang ada. Termasuk mobil Toyota Rush, N 1465 JK yang sempat diamankan di Polsekta Kedungkandang. Kendaraan itu, sebelumnya sudah dikembalikan ke keluarga. “Dari keterangan tersangka, belum ada indikasi menguasai harta korban. Tersangka mengaku HP hingga laptop korban, dihancurkan dan dibuang,” tandasnya.
Sementara itu, Dwi, keluarga Adrian Prawono mengaku masih menunggu kepastian identitas dari tengkorak yang ditemukan. Saat ini, keluarga menunggu hasil otopsi yang dikeluarkan dokter forensik IKF RSSA Malang. Seperti diberitakan, warga Jalan Sawojajar Gang 13A dibuat geger, Kamis (4/1) malam.
Rahman, seorang warga yang kos di rumah nomor 11A, diringkus pihak kepolisian diduga sebagai pelaku pembunuhan dengan mutilasi. Pria yang membuka jasa pijat di rumahnya ini, diduga menghabisi nyawa pasiennya bernama Adrian Prawono warga asal Kota Surabaya. (rex/mar)