MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Event ‘Women Entrepreneurs as Key to Economic Inclusion’ yang diselenggarakan di Kota Batu berjalan sangat meriah. Rangkaian acara itu dimanfaatkan Kota Batu mengajak para delegasi W20 berkeliling ke pelaku UMKM perempuan dan disabilitas. Mulai dari Mall Bunga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Baloga hingga stand-stand UMKM yang diundang di Golden Tulip Holland Resort.
Saat para anggota delegasi mengelilingi dan membeli bunga-bunga di Mall Bunga Sidomulyo, mereka disambut tarian Banteng Monel yang dimainkan oleh para seniman Kota Batu. Hingga para tamu sangat bersemangat mengikuti tarian itu, dengan sambutan hangat para seniman mengajak para tamu melakukan challange Joget Banteng Monel. Secara tidak langsung atraksi seni itu mengenalkan seni budaya yang tetap eksis dan terjaga kelestariannya di Kota Batu.
Wali Kota Batu, Dra. Dewanti Rumpoko M.Si yang merupakan tuan rumah pun juga mengikuti dan mengajak delegasi challange joget Banteng Monel. Dengan lincah pula Dewanti memainkan kuda lumping sambil berlenggak lenggok bersama para anggota delegasi W20.
Terlihat para delegasi juga sangat menikmati perjalanan berkeliling Mall Bunga sambil memborong berbagai macam tanaman hias disana. Begitu juga para penduduk di Desa Sidomulyo pun turut menyambut kedatangan para tamu dengan hangat.
“Sesuai dengan tema, kami sengaja mengenalkan dan mengajak delegasi berkeliling UMKM di sektor pertanian seperti bunga hias. Ini juga menjadi Desa Wisata unggulan di Kota Batu karena selama pandemi sektor pertanian bunga hias mampu membuat perekonomian warga tetap hidup,” ujar Dewanti.
Ia menambahkan bahwa banyak petani di Kota Batu adalah perempuan. Sehingga bisa dikatakan bahwa perempuan adalah agen perubahan dan memegang peranan penting dalam masyarakat. Terpenting lagi perempuan memainkan peran penting dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi dan memungkinan dalam mendukung inklusi ekonomi bagi perempuan.
Sementara itu, Hadriani Uli Silalahi selaku Chair Woman W20 juga mengatakan pemilihan lokus di Kota Batu ini menurutnya sangatlah cocok. Pasalnya, Kota Batu menjadi tempat yang luar biasa dengan ikon kota bunga yang juga identik dengan perempuan.
“Sangat bagus jika menjadi tempat wisata bunga. Baru kali ini saya melihat pasar bunga yang sangat besar dan panjang. Bunga yang di jual pun sangat bermacam-macam,” beber Hadriani. Dengan potensi tersebut, pihaknya akan mendelegasikan dan mempromosikan kelebihan Kota Batu pada dunia. Terlebih Kota Batu 70 persen warganya adalah pelaku UMKM dikelola oleh perempuan.
Setelah puas berkeliling Mall Bunga dan menari bersama, rombongan itu pun bergeser ke tempat pengolahan kopi Arjuna yang menjadi kopi asli Kota Batu tak jauh dari Mall Bunga Desa Sidomulyo. Disana para anggota pun diperlihatkan pertanian kopi dan pengolahan kopi secara langsung.
Selanjutnya, para rombongan diajak berkunjung ke Batu Love Garden (Baloga).
Saat mengunjungi Baloga, para tamu juga di suguhkan dengan berbagai bunga yang dijual di Baloga. Serta melihat ribuan jenis bunga ditanam dan dikoleksi disana, terutama bunga anggrek yang menjadi ikon pada Baloga.
Selain menikmati bunga-bunga yang ada di Baloga, mereka juga diajak melihat parade yang disuguhkan oleh pihak Baloga. Parade itu menampilkan berbagai kendaraan tanaman, pementasan musik tradisional, hingga mengajak tamu untuk berjoget bersama.
Lebih lanjut, setelah puas mengunjungi Baloga, para tamu diajak berkeliling ke UMKM undangan yang memamerkan produknya di Ballroom Golden Tulip Holland Resort. Seperti produksi dari olahan ulat sutra, batik eco print, pakaian adat, minuman sehat berupa jamu khas Kota Batu, aksesoris etnik, tas anyaman moderen dan lain sebagainya.
Banyak dari para anggota delegasi memborong kembali hasil produksi UMKM yang dipamerkan itu. Produk yang sangat laris diantaranya batik eco print, olahan kain sutra, olahan produk apel, aksessoris dan sovenir. (ran/eri)
