.
Friday, November 8, 2024

Kota Malang Konfirmasi Positif PMK

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang mengkonfirmasi adanya hewan sapi yang terkonfirmasi positif Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Hal itu dipastikan setelah pihaknya mengirim tiga sampel sapi dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Gadang yang sebelumnya dilaporkan mengalami gejala klinis PMK. Ketiga sampel itu diuji di laboratorium di Surabaya sejak sekitar 12 Mei lalu.

“Hasilnya (uji laboratorium) dinyatakan positif PMK. Untuk sapi yang terjangkit sudah kami lakukan pemotongan untuk memutus mata rantai penyebaran,” ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang, drh. Anton Pramujiono, Minggu (16/5) kemarin.

- Advertisement -

Ditambahkan Anton, di lokasi hewan yang terjangkit PMK itu juga telah dilakukan disinfeksi menyeluruh. Sementara untuk daging sapi yang terjangkit PMK, dikatakannya masih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Namun tentu harus dibarengi oleh tata cara memasak yang benar.

“Yang penting itu saat masak daging, sebisa mungkin harus benar-benar matang. Jadi kami pastikan dan imbau kepada masyarakat bahwa daging yang terinfeksi atau suspek itu masih aman untuk dikonsumsi manusia,” tegasnya.

Untuk sterilisasi lokasi itu, disinfeksi juga dilakukan secara berkala. Setidaknya penyemprotan disinfektan dilakukan sedikitnya tiga kali dalam sehari.

“Kemudian sapi yang ada di RPH itu tidak boleh keluar. Jumlah sapi yang ada di RPH sekitar 30 an ekor,” ungkapnya.

Sementara untuk hewan di peternakan-peternakan di Kota Malang, hingga saat ini belum ada temuan dan laporan kasus PMK. Diperkirakan jumlah peternakan di Kota Malang mencapai 300 peternak dengan jumlah hewan ternak sekitar 2 ribu ekor.

“Untuk peternak-peternak yang di luar (RPH) itu tidak (terjangkit) atau belum ditemukan kasus serupa. Semoga saja tidak ada gejala setelah kami pantau di empat kecamatan di Kota Malang,” sebutnya.

Anton menduga, sapi-sapi yang terinfeksi PMK terpapar dari luar daerah. Kemungkinannya saat wabah PMK belum terkonfirmasi laporannya dari daerah yang terkena wabah.

“Kemungkinan itu sapinya (terinfeksi PMK) dari luar Kota Malang yang masuk. Sapi tidak boleh dikeluarkan. Jika ada gejala baru kami suntikkan vitamin. Pencegahan kali ini baru berupa disinfektan,” ungkap Anton.

Kini, Anton mengatakan pihaknya juga terus melakukan surveilence ke peternakan-peternakan. Selain itu disampaikan pula sosialisasi kepada para peternak agar bisa mencegah penyebaran wabah PMK.

“Sementara waktu hewan tidak boleh dikeluarkan dulu dan kami memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat agar tidak terlebih dahulu mendatangkan sapi dari luar Kota Malang, terutama daerah wabah,” tandasnya. (ian/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img