spot_img
Saturday, August 2, 2025
spot_img

Kota Malang Raih Dua Emas di Peparpeda Jawa Timur.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) I Jawa Timur 2022 telah rampung pelaksanaannya. Kontingen Kota Malang meski tidak masuk dalam jajaran peringkat atas, namun dinilai cukup berhasil karena sukses membawa emas dalam ajang bergengsi bagi disabilitas itu.

Kepala Bidang Olahraga Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Wahyu Setiawan mengungkapkan kontingen Kota Malang dalam Peparpeda Jawa Timur itu bisa membawa pulang dua emas dan satu perunggu.

“Kalau menurut saya, ini sudah melebihi target karena sebelumnya kemarin, dari cabor atletik itu kita memperkirakan perak. Tetapi ternyata hasilnya emas. Terus untuk badminton juga perak, tetapi anak anak sudah bisa mendulang emas,” ungkap Wahyu kepada Malang Posco Media, Kamis (17/11) kemarin.

Dijelaskan Wahyu, dari sisi jumlah atlet dalam kontingen Kota Malang sendiri tidak sebanyak daerah lain. Dalam Peparpeda Jawa Timur itu, Kota Malang hanya mengirimkan tiga atlet saja.

Yakni Lidya Azzara, siswi tuna rungu wicara dari SMP Lab, yang bertanding di cabor atletik 100 meter. Lalu ada Sherli Salsabila, siswi tuna daksa uper dari SMAN 7 Malang yang sukses meraih emas di cabor bulutangkis. Kemudian yang ketiga adalah Moch Febryan Adytya siswa tuna daksa lower dari SMP Salahudin Malang yang berhasil mendapatkan medali perunggu di cabor atletik.

“Otomatis karena saya melihat memang mengirim tiga itu memang berdasarkan kualitas. Karena kalau berdasarkan kuantitas, jangan dulu. Kita sebenarnya tidak menargetkan finish peringkat berapa, tetapi kita hanya yang penting anak-anak bisa mendulang prestasi sebaik mungkin,” jelas Wahyu.

Dia menilai perkembangan kemampuan para atletnya itu juga cukup bagus. Hal ini tidak lepas dari latihan yang telah dilakukan. Bahkan latihannya juga bersama atlet non-disabilitas.

“Kalau atletik, tentunya seperti contoh Lidya itu juga tergabung di PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) yang tentunya tiap sore berlatih dengan anak normal. Jadi kita tidak membedakan Lidya, kita samakan. Kualitasnya dengan anak biasa tentunya kalah, tapi tidak seberapa. Tapi kalau dibanding dengan anak seperti dia (disabilitas), dia punya nilai plus,” sebut Wahyu.

Begitu juga dengan cabor badminton yang saat ini telah mempunyai pusat pelatihan khusus yang didanai oleh provinsi. Wahyu pun berharap semua atlet disabilitas bisa terus mengembangkan kemampuannya dan meraih prestasi yang terbaik. Kedepan, pihaknya bakal mengintensifkan lagi pembinaan atlet agar ada generasi penerus yang berprestasi seperti Oddie Kurnia, atlet senior disabilitas, yang sudah berkelas internasional. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img