MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Dua penyelenggaran Pemilu di Kota Batu, yakni KPU dan Bawaslu mengabadikan berbagai pengalaman mereka selama proses Pemilu 2024 dalam sebuah buku. Launching dilakukan di tempat yang berbeda.
KPU menggelar launching buku Perjalanan Data Pemilih Pemilu 2024, buku Storytelling Data Pemilu 2024, serta portal satupetadata.kpu.go.id di Jakarta pada 20 Desember 2024, tepat 2 bulan setelah agenda tahapan Pemilu 2024 berakhir. Sedangkan Bawaslu melaunching buku Hasil Kerja Ad Hoc Pemilu di Golden Tulip pada, Minggu (22/12) kemarin.
Launching ini merupakan bagian dari roadmap Data dan Informasi KPU, yaitu pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih, pengelolaan dan penyajian data dan informasi, serta pengelolaan big data Pemilu melalui digitalisasi Pemilu.
Ketua KPU Kota Batu Heru Joko Purwanto mengatakan buku Perjalanan Data Pemilih Pemilu 2024 menceritakan proses panjang penyusunan daftar pemilih dalam Pemilu 2024. “Termasuk inovasi dalam manajerial data pemilih seperti pengelolaan pemilih di lokasi khusus serta optimalisasi penggunaan Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) yang terintegrasi dengan e-coklit dan portal cekdptonline.kpu.go.id,” ujar Heru.
Selain itu, buku ini juga menjelaskan kronologi, tantangan, dan inovasi untuk melayani pemilih seperti WhatsApp Chatbot dan WhatsApp Channel dengan tujuan menjamin hak pilih, memastikan akurasi data, serta memperkuat transparansi dan kredibilitas penyelenggaraan Pemilu.
Sementara itu, Buku Storytelling Data Pemilu 2024 menyajikan hasil olahan data kepemiluan dalam format grafik, infografis, narasi cerita, dan multimedia, sehingga mudah untuk dipahami oleh berbagai kalangan. “Dengan pendekatan tersebut, buku ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas informasi, memperkuat kepercayaan terhadap proses Pemilu, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam demokrasi,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kota Batu Supriyanto mengatakan peran para pengawal demokrasi yang tergabung dalam pengawas pemilu, mulai dari tingkat desa hingga nasional, diabadikan dalam sebuah buku dokumentasi. Buku ini merupakan hasil inisiatif nasional untuk merekam perjuangan dan kontribusi mereka dalam menjaga suara rakyat selama proses pemilu berlangsung.
“Selama ini, peran pengawal Pemilu belum pernah didokumentasikan secara khusus. Padahal mereka adalah ujung tombak dalam menjaga proses demokrasi, mulai dari pengawasan di TPS, kampanye, hingga rekapitulasi suara di berbagai tingkat,” ujar Supri.
Lebih lanjut, dengan adanya buku tersebut diungkapnya sebagai wadah untuk mengabadikan kerja-kerja demokrasi. Saat ini buku yang masih dalam tahap pencetakan itu memuat berbagai aspek tentang tugas dan tantangan pengawas pemilu. Mulai dari proses seleksi, pelaksanaan pengawasan di lapangan, hingga kendala-kendala yang dihadapi.
“Buku ini kami harapkan dapat memberikan rasa bangga kepada para pengawas karena peran mereka yang tidak bisa diremehkan. Ini juga menjadi referensi bagi masyarakat untuk memahami kerja keras di balik pengawalan demokrasi,” terangnya.
Supri menguraikan bahwa buku ini juga menampilkan data penting seperti temuan-temuan pelanggaran selama kampanye, jumlah rekomendasi yang diberikan kepada KPU. Serta berbagai inovasi dan solusi yang dilakukan untuk memastikan pemilu berjalan lancar.
“Proses penyusunan buku yang dibantu mahasiswa ini diharap memberikan inspirasi dan rasa bangga. Pasalnya buku ini bukan hanya dokumentasi, tetapi juga harapan untuk meningkatkan apresiasi terhadap pengawas pemilu,” ungkapnya.
Selain memberikan rasa bangga bagi para pengawal demokrasi, buku ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat kerja-kerja di balik layar yang menjaga suara rakyat.
“Melalui buku ini, kami ingin masyarakat tahu, bahwa pengawas pemilu adalah garda terdepan dalam menjaga demokrasi. Ini menjadi warisan yang bisa dikenang dan dipelajari oleh generasi mendatang,” tandasnya.(eri/lim)