MALANG POSCO MEDIA, BANYUWANGI – Pemulihan sektor pariwisata menjadi perhatian khusus bagi Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. Sebab, pariwisata merupakan sektor yang pertama terpukul saat serangan Covid-19 dua tahun kemarin. Seiring dengan makin terkendalinya Covid-19, berbagai destinasi dan event wisata mulai berjalan normal kembali.
Asisten Direktur KPw Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Siti Rochmawati menyampaikan sektor pariwisata secara umum di Jawa Timur tahun 2022 terus menunjukkan tren pemulihan. Ia menyebut, kolaborasi dan sinergi menjadi kunci pemulihan momentum pariwisata. Salah satunya, ia mendorong peran media khususnya terkait promosi.
Oleh karenanya, KPw BI Jatim pun mengambil langkah konkrit yakni berkolaborasi dengan awak media untuk mengangkat daya tarik wisata di Jawa Timur.
“Promosi perlu ditingkatkan melalui semua channel dan itu butuh bantuan semua pihak atau pentahelix. Khusunya peran media sangat penting untuk mendorong promosi,” terang Wati, sapaannya.
Salah satu daya tarik bagi para wisatawan berkunjung di Jawa Timur adalah Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) Reborn yang dilangsungkan pada Sabtu (10/12) kemarin. Tampak puluhan ribu masyarakat tumpah ruah menyaksikan event akbar yang akhirnya digelar setelah dua tahun absen karena pandemi ini.
BEC Reborn 2022 ini menampilkan ratusan seniman dari Banyuwangi dengan fashion etnik terbaiknya dan menunjukkan kekayaan budaya dari Banyuwangi. Dengan rute sepanjang lima kilometer, BEC Reborn 2022 ini mengambil start dari Lorong Bambu Gesibu hingga Kantor Bupati Banyuwangi.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi M. Yanuar Bramudya, selama berlangsungnya event sebesar ini, perputaran uang yang terjadi sangat besar. BEC Reborn 2022 diharapkan bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Bisa dilihat untuk sepanjang jalan itu full PKL di trotoar. Dari situ saja berapa perputaran uang hari itu. Kalau dihitung dalam satu event itu kita biaya modal Rp 500 juta, pendapatan impact dari spendingnya bisa Rp 3 Miliar sampai Rp 5 Miliar. Artinya kalau bisnis, kita untung,” terang Bram sapaannya kepada awak media.
Sementara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut BEC bukan sekadar parade peragaan busana, tapi akan terlihat gambaran bagaimana semua etnis yang ada di Banyuwangi membangun daerah dengan kompak. BEC juga sekaligus membangkitkan ekonomi pasca pandemi di Banyuwangi.
“Pertumbuhan ekonomi kita setelah terpuruk di angka minus 3,58 persen, itu di tahun 2021 Banyuwangi secara ekonomi sudah mulai rebound berada di angka 4,08 persen. Begitu juga dengan kemiskinan, di tahun 2021 di angka 8,07 persen. Tapi di tahun 2022 dengan kekompkan kerja keras menurun menjadi 7,51 persen,” beber Ipuk. (Ian/jon)