MALANG POSCO MEDIA – Di era digital, anak-anak dan remaja tumbuh dalam kemajuan teknologi yang sangat pesat. Mereka termasuk generasi yang tumbuh bersama internet, gadget, dan perangkat digital lainnya. Mulai dari belajar, bermain hingga berinteraksi sosial. Cara hidup anak-anak dan remaja sekarang banyak dipengaruhi oleh tren digital dan budaya populer yang menyebar luas lewat media sosial dan internet.
Akibatnya, cara berpikir mereka pun berkembang dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka terbiasa berpikir cepat dan lebih menyukai hal-hal yang lebih visual dan praktis. Mereka lebih percaya diri dan memiliki rasa ingin tahu tentang teknologi baru. Banyak dari mereka mahir menulis cerita di platform sosial media, mengedit video, membuat desain grafis, dan digital lainnya.
Banyak anak berusia antara 10-15 tahun sudah memiliki TikTok atau Youtube pribadi. Mereka sering mengunggah berbagai konten, mulai dari video menghibur, vlog harian, dan pelajaran singkat yang menarik banyak minat. Selain itu, ada anak-anak atau remaja kreatif membuat kerajinan tangan. Seperti gelang, dekorasi rumah, dan bahkan karya seni digital yang mereka jual secara online.
Mereka mulai mengasah semangat kewirausahaan saat mereka menemukan cara menjual karya mereka di media sosial atau marketplace. Ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan kreativitas, penemuan, dan kemandirian selain memberikan kesenangan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa dunia digital memberikan anak-anak dan remaja banyak kesempatan bagus untuk menemukan potensi mereka. Agar anak-anak tumbuh menjadi generasi kreatif dan produktif di tengah kemajuan zaman, kita perlu mendorong, membimbing, dan menghargai kreativitas mereka.
Sayangnya, tidak semua tren yang berkembang memberi dampak positif bagi anak-anak dan remaja. Misalnya saja, anak-anak dan remaja meniru konten viral yang tidak sesuai usia mereka. Mulai dari meniru gaya berpakaian yang tidak pantas, menggunakan kata-kata kasar, hingga mencoba tindakan ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan.
Kecenderungan ini berpotensi mengalihkan anak-anak dan remaja dari nilai luhur yang seharusnya mereka peroleh selama masa perkembangannya. Banyak anak-anak dan remaja sibuk mengumpulkan “likes” dan “followers” hingga melupakan belajar, sahabat sejati, dan momen berharga dengan keluarga.
Kegiatan positif seperti membaca buku, bermain di luar rumah, atau berinteraksi langsung dengan teman sebaya tergeser oleh aktivitas dunia maya yang tidak selalu memberi manfaat. Sindrom ini dapat mencegah seorang anak berkembang menjadi orang dewasa yang utuh, seimbang secara emosional, sosial, dan intelektual jika mereka dibimbing.
Kecenderungan ini berdampak negatif jangka panjang. Termasuk memburuknya norma dan mengikis etika sosial, jika tidak dipandu dengan bijaksana oleh orang tua, pendidik, dan lingkungan. Oleh karena itu, pengawasan dan bimbingan orang dewasa memainkan peran penting dalam membantu anak-anak dan remaja mengidentifikasi dan mengategorikan tren yang layak untuk diikuti.
Apakah anak-anak dan remaja zaman sekarang menunjukkan kreativitas atau kebablasan saat ini? Tentu saja keduanya tergantung pada peran orang dewasa dalam kehidupan mereka. Orang tua, pendidik, dan lingkungan lah yang bertugas untuk bertindak sebagai mentor, bukan sebagai pengamat.
Keluarga, sekolah, dan lingkungan memainkan peran penting dalam mengatasi masalah tren anak-anak dan remaja saat ini. Mereka membutuhkan nasihat yang jelas selain batasan. Bimbingan positif jauh lebih baik dari pada larangan langsung. Mereka membutuhkan ruang untuk mengekspresikan diri dan menjadi kreatif, tetapi mereka juga membutuhkan pengawasan untuk memastikan mereka tidak melampaui batas yang wajar.
Anak-anak dan remaja dapat berkembang menjadi orang dewasa yang imajinatif dan bertanggung jawab dengan bimbingan yang tepat. Untuk menunjukkan cara menggunakan teknologi dengan cara yang positif dan bermanfaat, orang tua dan pendidik harus hadir sebagai panutan. Agar dapat mengikuti perkembangan dunia anak-anak dan remaja, orang tua di zaman sekarang juga harus melek teknologi.
Mereka akan merasa lebih nyaman mengajukan pertanyaan atau berbagai cerita ketika mereka menghadapi kesulitan di dunia digital. Apabila mereka memiliki hubungan yang erat, penuh kasih sayang, jujur, dan saling percaya dengan orang tuanya. Dalam lingkungan keluarga yang seperti ini, anak tidak takut dihakimi atau dimarahi, sehingga lebih terbuka dalam berkomunkasi. Hubungan yang hangat dan positif ini menjadi pondasi penting agar orang tua bisa membimbing anak dalam menggunakan teknologi secara sehat dan bijak.
Selain keluarga, sekolah dapat mengajarkan siswa tentang nilai berpikir kritis membedakan antara informasi yang akurat dan tidak akurat. Meningkatkan kesadaran akan etika daring dengan memasukkan literasi digital ke dalam kurikulum mereka. Guru dapat menunjukkan bahwa teknologi bukan hanya alat untuk hiburan tetapi juga untuk pembelajaran dan kreasi.
Lingkungan masyarakat juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang menumbuhkan karakter anak-anak dan remaja dengan merencanakan acara yang positif. Memberikan contoh yang baik tentang sopan santun baik secara langsung maupun daring. Kita dapat menciptakan generasi baru yang kreatif, cerdas, dan bermoral baik jika semua orang bekerja sama.
Kita dapat membantu anak-anak dan remaja berkembang menjadi generasi yang tidak hanya kreatif tetapi juga bertanggung jawab dan bermoral baik, jika kita memberi mereka pengawasan yang penuh perhatian dan konsisten.(*)