Adi Sandixs, Anak Petani Asal Sumberbrantas Desainer Busana Khas Kota Batu
Identitas suatu daerah menjadi daya tarik dan keistimewaan tersendiri. Salah satu representasi identitas tersebut adalah busana khas daerah. Kota Batu menjadi daerah yang telah memiliki busana khas sendiri. Namanya Sekar Bawana.
MALANG POSCO MEDIA – Tentunya busana khas daerah tidak ujug-ujug langsung jadi. Tapi busana khas daerah Kota Batu merupakan hasil dari rekomendasi kongres kebudayaan Kota Batu pada 25 Juni 2023 lalu yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Kota Batu dan Pemkot Batu.
Hasil buah pikiran kongres tersebut selanjutnya harus diimplementasikan. Dalam hal ini busana khas daerah Kota Batu dirancang Adi Sandixs fashion desainer. Ia seorang anak petani asal Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji Kota Batu yang memiliki kreativitas tinggi.
“Jauh sebelum busana khas Kota Batu Sekar Bawana ini ada, setiap kegiatan resmi Pemkot Batu di dalam maupun luar daerah selalu menggunakan busana Malangan. Itu digunakan oleh Kangmas Nimas Kota Batu ketika bertugas. Saat itu saya masih jadi pembina Kangmas Nimas,” kata Adi Sandixs kepada Malang Posco Media.
Dari hal itulah, lanjut pria asal Dusun Jurang Kwali ini akhirnya mulai dilakukan pembahasan. Pembahasan dilakukan oleh para sejarawan, budayawan dan seniman Kota Batu untuk merumuskan filosofi Sekar Bawana.
“Untuk rumusan filosofi adalah ranah sejarawan, budayawan dan seniman. Sedangkan tugas saya mengumpulkan bahan-bahan dan mendesain untuk busana kas Kota Batu,” bebernya.
Dalam proses desain, Adi mengakui butuh waktu cukup lama. Yakni hampir satu tahun lamanya. Karena harus dilalui dengan pro kontra hingga akhirnya keluar kesepakatan bersama para sejarawan, budayawan dan seniman.
“Jadi dalam pembuatannya saya tidak bisa seenaknya sendiri. Harus mengacu pada pakem dan filosofi yang sudah dirumuskan (dalam Kongres Kebudayaan.red),” ungkapnya.
Ia menjelaskan dari hasil Kongres Kebudayaan, Sekar Bawana mengandung filosofi mendalam yang merepresentasikan nilai sejarah dan kearifan lokal. Selain itu juga mengandung makna kekayaan tradisi dan budaya, ikoni daerah, flora fauna dan potensi lingkungan alam Kota Batu ditunjang dengan kreativitas dan inovasi.
Dari filosofi tersebut kemudian ia gambarkan menjadi sebuah desain busana Sekar Bawana. Di mana busana khas tersebut miliki warna putih gading pada bagian atas dan bawah.
“Namun untuk atasan dilengkapi dengan udeng tutup liwet bernama Sima Bawana. Begitu juga bawahan ditambah dengan sarung lilit. Untuk udeng dan sarung saya gunakan kain batik bermotif triloka,” terangnya.
Busana khas daerah Kota Batu Sekar Bawana ini telah digunakan sejak peringatan HUT ke 22 Kota Batu tahun 2023 lalu. Baik dalam acara-acara resmi maupun hari-hari tertentu oleh Pemerintah Kota Batu, DPRD, Forkompinda, jajaran instansi vertikal daerah, lembaga formal dan informal, pelaku usaha dan seluruh masyarakat Kota Batu.
Jauh sebelum dikenal sebagai desainer busana khas Kota Batu, nama Adi Sandixs sudah tak asing di dunia model. Ia tak hanya konsultan pageant dan fashion desainer di ajang kecantikan tingkat nasional. Bahkan banyak dari hasil desain baju miliknya digunakan oleh perwakilan ajang kecantikan hingga level internasional.
Menariknya, Adi sapaan akrabnya yang merupakan anak petani sayur dari Desa Sumberbrantas berani memilih untuk berkarya sesuai passionnya. Juga sesuai cita-citanya. Yakni menjadi seorang model dan desainer.
“Passion saya adalah desainer dan model. Sehingga sejak duduk di bangku SMA saya sudah mendesain sebuah baju. Kemudian passion itu saya lanjutkan hingga di perguruan tinggi,” kenangnya.
Seiring berjalannya waktu, keberuntungan ada di pihaknya. Saat kuliah di Jurusan Pertanian Universitas Brawijaya (UB), ada rekan kuliahnya dari luar kota yang meminta Adi untuk membuatkan baju wisuda. Yang kemudian baju wisuda itu tak hanya digunakan saat seremonial kelulusan. Tapi juga kegiatan kegiatan lainnya.
Dari situlah desain baju miliknya mulai diminati oleh banyak orang. Itu juga menjadi awal mula produk miliknya berkiprah di luar Kota Batu. Bahkan baju yang ia desain digunakan oleh Puteri Indonesia asal Jatim tahun 2010.
“Keberuntunganku lagi, aku diwawancara oleh salah satu media tv nasional. Yang secara tak langsung membuat profilku naik di media massa. Sehingga mulai banyak yang tertarik untuk menggunakan jasaku,” kenang pria kelahiran Malang, 5 Februari 1978 ini.
Kemudian di kancah internasional, baju miliknya pernah dipakai oleh Miss Grand Indonesia, Yolanda Viyanditya Remetwa di Thailand. Baju karyanya masuk lima besar baju terbaik di ajang tersebut untuk kategori baju cassual tahun 2015.
Begitu juga dua tahun selanjutnya, Cordella Fidelia meraih gelar Best National Costume World Miss University 2017 untuk kategori evening gown dan costume. Sehingga dari penghargaan demi penghargaan yang ia raih memantapkan namanya di luar daerah dan luar negeri.
“Untuk bisa menjadi meraih itu. Aku selalu meletakkan warna berbeda di tempat beda. Misal ketika mayoritas orang menggunakan warna merah, aku berani tampil dengan desain baju warna hitam. Dengan begitu yang suka akan datang yang tidak akan pergi. Atau jangan pernah jadi abu-abu. Jadilah yang berbeda,” pesan alumnus MAN Batu ini.
Cerita menarik lainnya juga diungkap Adi Sandixs. Meski prestasi cemerlang ia dapat di luar daerah, sebaliknya di kota kelahirannya sendiri ia sempat tak bisa berbuat banyak.
Namun setelah ia mendesain busana khas daerah Kota Batu, kini ia terus melebarkan sayap di daerah kelahirannya. Yakni dengan menjadi konseptor Fashion On The River yang digelar Pemkot Batu melalui Dinas Pariwisata dua tahun berjalan ini.
Meski berkarir di bidang fashion desainer dan konsultan pageant, ia tak lupa melihat latar belakangnya sebagai anak petani.
Sehingga ia juga ikut bertani dalam kesehariannya. Serta memasarkan hasil pertanian sayur milik orang tuanya yang mampu membuat Adi Sandixs seperti saat ini. (eri/van)