MALANG POSCO MEDIA – Lama tidak pernah diadakan kegiatan-kegiatan warga Kota Malang di momen Agustusan yakni menghias kampung kembali hidup. Kampung dihias dan dibersihkan banyak terlihat unik terutama jika masuk ke pelosok-pelosok. Salah satunya terlihat di Perum Emerald Garden RT 09 RW 05 Kelurahan Bumiayu. Sejak 17 Agustus lalu kampung ini khususnya di “Lorong Telu” (Lorong Tiga) menghias diri dengan unik.
Jika dilihat siang hari Lorong Telu ini bak “Playground” bagi anak anak. Karena tergambar permainan anak seperti “Engklek” , gambar Kubus Rubik, area permainan Sepak Bola hingga Ular Tangga. Tidak jauh, tekel lorong pemukiman warga ini juga dihiasi gambar hewan hewan air seperti ikan-ikanan. Di ujung lorong, berdiri pula replika gapura menyerupai simbol “Gunungan” yang dibuat sederhana dari bilah bilah bambu.
Sunari, Koordinator Lorong Telu menjelaskan budaya hias kampung memang sudah lama tidak dilakukan. Apalagi selama 3 tahun warga Kota Malang terdampak pandemi covid-19. Di tahun ini, warga sengaja menginisiasi kembali budaya hias kampung ini dengan meriah.
“Disini kita sejak pandemi kan memang ndak ada kegiatan. Warga satu sama lain jadi kurang merekatkan diri lagi. Tahun ini sudah ndak ada batasan akibat pandemi langsung kita semangat buat ini. Hias kampung sebaik baik dan seindah indahnya,” papar pria yang akrab disapa Mbah Sunari ini.
Ia juga menjabarkan konsep hias kampung ini lebih detail. Budaya menghias kampung ini dilakukan sebagai wujud pelestarian budaya masyrakat Kota Malang. Dimana di masa momen Agustusan, selain diadakan lomba lomba agustusan, kegiatan hias dan bersih kampung juga harus terus dilestarikan.
Sunari mengatakan jika warga di perumahan ini menghuni secara lintas generasi. Ada yang sepuh, anak anak kecil dan juga didominasi golongan milenial. Maka dari itulah konsep hias kampung ini mewakili generasi masing masing. Maka konsep nya disebut Jamil atau Jawa Milenial.
“Di depan ada Gunungan itu mewakili adat budaya Jawa kita melambangkan budaya yang tidak boleh ditinggal. Lalu ada juha gambar property seperti rumah melambangkan kaum milenial yang berangkat dari berbagai profesi. Lalu gambar permainan anak agar lingkungan kita ini selalu ramah anak,” tegasnya ramah.
Pada akhirnya, seluruh warga pun membaur dan terlibat selama satu bulan penuh di momen Agustusan ini. Warga antusias dan saling bergotong royong untuk memnciptakan dan merawat lingkungan indah dan tentram. Sebagai warisan para pejuang kemerdekaan yang gugur 78 tahun lalu. (ica)