.
Saturday, December 14, 2024

Krisis Banjir di Kenya: 160 Korban Tewas dan Lebih dari Setengah Juta Orang Mengungsi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Korban tewas di Kenya akibat banjir yang disebabkan oleh fenomena El Nino yang tak kunjung reda mencapai 160 orang, sementara sebanyak 529.120 orang dari 105.824 rumah tangga terpaksa mengungsi, demikian yang diungkapkan oleh juru bicara pemerintah, Isaac Mwaura, pada hari Selasa (5/12).

“Upaya terpadu untuk mendistribusikan pasokan penting, termasuk makanan dan non-makanan, terus dilakukan melalui darat dan udara serta airdrop di daerah-daerah yang tidak dapat diakses di 19 wilayah yang terkena dampak. Upaya evakuasi juga sedang dilakukan dengan kapal Angkatan Laut dan Layanan Penjaga Pantai Kenya,” kata Mwaura.

Untuk menanggapi krisis yang semakin meningkat, pemerintah terpaksa mendirikan sembilan kamp tambahan di Tana River County, Migori, Homa Bay, dan Voi. Langkah ini diambil untuk memberikan tempat tinggal tambahan bagi warga yang mengungsi dan merasakan dampak yang ditimbulkan oleh banjir.

Hujan yang masih turun di Kenya telah menimbulkan serangkaian tantangan, dengan meluasnya banjir, tanah longsor, yang mendatangkan malapetaka di seluruh negeri.

“Dampak terhadap infrastruktur sangat terlihat, dengan banyak jalan tidak bisa dilewati, mengganggu transportasi bagi warga dan bantuan,” sebut Mwaura.

Di antara fasilitas yang mengalami kerusakan adalah 36 sekolah yang terendam banjir.

Kenya bukan satu-satunya negara yang menghadapi dampak buruk El Nino. Negara tetangga Somalia dan Ethiopia juga dilanda hujan lebat.

Hujan yang terus-menerus telah menyebabkan kematian ratusan orang, pengungsian meluas, dan hancurnya infrastruktur penting di ketiga negara tersebut.

El Nino, sebuah fenomena iklim yang ditandai dengan pemanasan suhu permukaan laut secara berkala, telah menyebabkan perubahan pola curah hujan secara signifikan, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem seperti banjir.

Dampaknya melampaui batas negara, mengganggu ekosistem di seluruh dunia dan membuat masyarakat rentan terhadap kekuatan alam yang tak kenal ampun.(ntr/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img