MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Kualitas udara di beberapa kota di Indonesia, menurut riset salah satu perusahaan kualitas udara berbasis teknologi, nafas.id diketahui mengalami penurunan. Termasuk Kabupaten Malang juga mengalami kondisi serupa. Hal yang sama juga ditemui pada catatan IQAir, lembaga pemantau kualitas udara.
Dia menyebutkan, udara Kabupaten Malang sempat tidak sehat. Hal ini menjadi perhatian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang. Dari pantauan nafas.id dan IQAir pada 15 Agustus lalu, udara di Kabupaten Malang masuk katagori tidak sehat untuk masyarakat rentan, sedangkan pada 16 Agustus 2023 menurun ke golongan tidak sehat secara umum.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Tito Vibrianto menyampaikan bahwa hal tersebut hal yang belum bisa jadi acuan keseluruhan. Ia menyebut bahwa kualitas udara Kabupaten Malang masih sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup. Data pemantauan kualitas udara dilakukan setahun sekali.
“Memang dari waktu ke waktu ada perubahan. Kualitas udara yang dari standar indeks kualitas udara ada di angka 77 dari angka 79 yang ditargetkan. Angka itu Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). ISPU merupakan angka tanpa satuan, digunakan untuk menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu,” jelas Tito.
Sementara dari satuan indeks kualitas udara IQAir Kabupaten Malang di angka 71 dan 72 dengan katAgori tidak sehat pada satuan Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).
Sedangkan idealnya udara sehat berada di angka 0-50 µm/m3. Saat ini, kata Tito, memang ada sejumlah faktor yang bisa saja mempengaruhi dan hal ini akan segera ditindaklanjutinya. Yang terpenting pihaknya terus berupaya menjaga kualitas udara di Kabupaten Malang. Salah satu penyebab yakni perubahan iklim dan meningkatnya aktivitas masyarakat.
Menurut Tito, untuk menjaga kualitas udara ini memang tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Namun butuh tindakan kolektif secara bersama-sama. Apalagi saat ini ada ancaman El-Nino yang dikhawatirkan memunculkan dampak negatif. “Oleh karenanya butuh peran aktif menjaga lingkungan dan pelestarian alam,” ujarnya.
Hal ini bisa dilakukan oleh tiap individu dalam mewujudkan kualitas udara perkotaan yang lebih sehat. Tak terkecuali langkah penghijauan. “Kami mengukur setiap kali jadwal yang ditetapkan oleh KLHK. Dimana kita masih jauh dari standar kalau angka terakhir. Teknisnya dengan Bidang Pengendalian Pencemaran,” paparnya.
Untuk langkah selanjutnya, pihaknya akan memperketar pengawasan terhadap parameter kualitas udara. Selain itu, pihaknya menekankan terus kerja sama untuk melakukan vegetasi di beberapa titik yang diperlukan. “Kita tidak bisa sendiri program juga perbaikan juga dilakukan penghijauan beberapa instansi lain,” tegasnya. (tyo/mar)