MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Rumah jabatan wali Kota Malang resmi dibuka untuk umum mulai Minggu (12/2) kemarin. Rumah yang berada di Jalan Ijen No. 2 itu pun langsung dipenuhi oleh masyarakat yang penasaran ingin menjelajahi rumah dinas orang nomor satu di Kota Malang itu.
Wali Kota Malang Drs H. Sutiaji menjelaskan, kebijakan ini diambil karena banyak masyarakat yang ingin merasakan suasana di rumah dinas tersebut. Karena Sutiaji menganggap rumah dinas itu juga merupakan milik rakyat, maka ia pun membuka kesempatan bagi masyarakat untuk merasakannya. Tak ingin mengecewakan masyarakat, Sutiaji pun menyempatkan untuk merenovasi terlebih dahulu beberapa sudut rumah yang membutuhkan perbaikan.
“Sebenarnya sudah dua tahun lalu (dibuka), terus kena pandemi Covid-19, terus kita benahi dulu karena orang datang kesini biar bisa menikmati spot foto yang instagramable,” ungkap Sutiaji yang juga menyapa warga yang datang ke rumah Jalan Ijen No. 2 itu.
Ketika sudah siap, Sutiaji pun langsung membukanya untuk umum bertepatan dengan adanya Car Free Day (CFD) di Jalan Ijen. Rumah dinas itu dibuka tiap pekan ketika CFD mulai pukul 06.00 hingga 10.00 atau selama jam operasional CFD. Wilayah yang bisa dijelajahi tentunya di seluruh halaman rumah dinas karena di area dalam merupakan privasi tersendiri.
“Setiap minggunya kita siapkan kacang, gorengan, kacang rebus atau apa yang penting masyarakat bisa ngopi, kongkow dengan keluarga dan bisa nyantai di sini. Harapannya ini keterbukaan bagi masyarakat, ini adalah ruang publik yang bisa dimanfaatkan oleh warga,” tegasnya.
Dibukanya rumah dinas untuk publik ini juga sebagai bagian untuk menguatkan The Future of Malang sebagai Malang City Heritage atau Malang Kota Heritage. Seperti diketahui, rumah dinas Wali Kota Malang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya sesuai dengan SK Keputusan Wali Kota Malang tahun 2018 dengan No SK : 185.45/341/35.73.112/2018. Harapannya ke depan rumah dinas ini menjadi bagian dari rangkaian tur wisata heritage di Kota Malang.
“Kita bukan memuja atau mengagungkan benda kuno, tapi nilai heritage itu mempunyai nilai orang yang berkarya yang harus kita hargai. Karena negara kita ini lagi punya masalah besar, merasa lebih hebat. Sehingga tidak mengakui keberhasilan yang lain. Jangan melihat sesuatu dari sisi jeleknya saja, manusia tidak ada yang sempurna, ayo kita support. Ini yang harus kita bangun kenapa kita selalu menguatkan heritage,” tutur Sutiaji.
Lebih jauh, Sutiaji mengungkapkan dibukanya rumah dinas ini juga supaya terbangun komunikasi bersama publik yang kuat. Artinya antara pemimpin dan masyarakat akan terbangun hubungan yang lebih dekat. Caranya bisa dengan berbagai bentuk aktifitas.
“Ini kan bisa untuk diskusi, mengobrol, dan bahkan nanti biasanya kan minta foto. Nah kalau tidak ada saya pun mungkin nanti saya buat foto saya pakai cutting. Bisa jadi mungkin ada fotonya pak Jokowi, Bu Khofifah juga sehingga bisa menghargai semuanya,” sebutnya.
Di halaman rumah dinas Wali Kota Malang itu, terdapat berbagai spot yang menarik jadi konten media sosial, seperti patung singa emas yang begitu ikonik yang menyimbolkan semangat Arek Malang. Lalu ada gazebo cantik di depannya. Air mancur dan ikan koi yang berada di sekitar tiang bendera dan tentunya juga mobil dinas berplat N-1-KAH. Tidak hanya untuk spot foto, mobil dinas ini juga boleh digunakan masyarakat untuk keperluan pernikahan.
“Mobil ini adalah mobil walikota, tapi saya minta kepada umum, tetap jangan sampai nanti di pindah tangankan. Kami gunakan untuk saudara kita yang memerlukan untuk nikah, pre wedding,” jelas Sutiaji.
Dengan adanya mobil untuk pernikahan ini, ia memperkirakan per harinya bisa digunakan untuk tiga hingga empat kali penggunaan. Nantinya juga akan disiapkan aplikasi khusus bagi masyarakat yang ingin menggunakannya agar lebih tertata dengan baik.
“Kami siapkan semuanya dan harumnya juga harum manten baru. Nanti daftar saja, sementara masih manual. Bisa jadi (daftarnya) ke Bagian Umum, bisa ke media sosial, atau mungkin DM ke kami. Gratis, bensin kita siapkan dan sopir juga kita siapkan,” pungkasnya. (ian/aim)