MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Laboratorium Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya UB) menggelar Kuliah Tamu, Senin (27/11) kemarin. Kegiatan ini sebagai penguatan dari Mata Kuliah Dasar Komunikasi. Even ini menghadirkan narasumber dari Malang Posco Media dan Radio Republik Indonesia (RRI). Kuliah Tamu digelar di ruang studio UBTV, Lantai 2 Gedung Rektorat UB.
Ketua Pelaksana Muhammad Nazih Muhyiyuddin mengatakan kuliah tamu tentang eksistensi media massa sangat penting diketahui saat ini. Mengingat era teknologi semakin maju pesat dengan segala sifat deskripsinya.
“Karena media massa dari waktu ke waktu juga selalu berubah. Dulu dapat berita dari koran, lalu bagaimana saat ini di era media sosial,” katanya.
Nazih menyampaikan, hampir setiap saat informasi bertebaran di media sosial. Masyarakat juga hampir tidak dapat membedakan mana berita fakta maupun hoax. “Jadi dengan kuliah tamu ini harapannya kita lebih bijak dalam menanggapi informasi di berbagai media sosial,” ungkapnya.
Kegiatan kuliah tamu ini diikuti oleh seluruh mahasiswa semester satu Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UB. Hadir sebagai pemateri, dari RRI Malang Adhar Nurdiargha Saputra, S.Ikom., dan Buari, STP dari Malang Posco Media.
Dalam kesempatan tersebut, Adhar mengatakan bahwa Radio merupakan media yang paling komunikatif. Karena ada komunikasi dua arah antara penyiar dan pendengar. Baik yang sistemnya request maupun kegiatan talkshow. “Kita juga melakukan inovasi digital. Bahwa radio tidak hanya didengarkan tapi juga dapat dilihat dan ditonton,” ucapnya.
Adhar menyampaikan, pengaruh teknologi digital telah mengubah lanskap media massa secara drastis. Peran media massa di era digital sebagai penyalur informasi bisa lebih cepat dan luas. Dengan adanya internet dan media sosial informasi dapat disebar lebih cepat kepada masyarakat luas. “Sehingga memungkinkan akses informasi yang lebih luas dan merata,” katanya.
Sementara itu, Manajer Digital Malang Posco Media Buari STP menyampaikan, digitalisasi telah menuntut media massa mengambil langkah konkret untuk tetap eksis. Terutama media koran, harus melakukan strategi dan perubahan besar untuk mengimbangi pesatnya informasi teknologi yang begitu masif.
Dia menerangkan bahwa digitalisasi sendiri adalah proses perubahan yang terjadi pada teknologi bersifat analog ke teknologi bersifat digital. “Digitalisasi dilakukan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas,” katanya.
Oleh karena itu, Buari menjelaskan, Media Massa mengatur strategi untuk menyikapi digitalisasi ini. Antara lain memanfaatkan digitalisasi itu sendiri, melakukan inovasi, konvergensi, dan diversifikasi. “Yang paling penting menjaga kualitas, supaya kita tidak ditinggal oleh pembaca yang kian akrab dengan media sosial,” terangnya.
Buari pun menjelaskan dampak media sosial terhadap eksistensi media massa. Salah satunya mengurangi pembaca. Disisi lain media sosial juga sebagai alat untuk menyebar hoax.
“Sosial media adalah sebuah platform untuk bersosialisasi secara online, saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Maka manfaatkan media sosial dengan bijak. Bisa dijadikan sebagai sumber revenue dan inovasi,” pungkasnya. (imm)