Monday, October 6, 2025
spot_img

Kunjungan Kerja Wakil Presiden Swiss; Komitmen Penguatan Hubungan RI-Swiss

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, SWISS– Wakil Presiden sekaligus Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss, Guy Parmelin secara resmi telah menyelesaikan kunjungan kerja ke Indonesia yang berlangsung sejak 30 September hingga 3 Oktober, dengan agenda yang padat dan produktif.

Dalam kunjungan ini, Menteri Parmelin didampingi 22 (dua puluh dua) CEO dari berbagai perusahaan ternama Swiss, yang bergerak dalam bidang industri permesinan, teknologi presisi, infrastruktur hijau, renewable energy dan lainnya. Dalam rangkaian kunjungan tersebut, dilakukan pertemuan bilateral dengan Menko Bidang Perekonomian, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Menteri Investasi dan Hilirisasi, serta Menteri Luar Negeri RI.

-Advertisement- HUT

Menteri Parmelin juga menghadiri dan membuka dua kegiatan besar, yakni Pertemuan Sustainable Council yang diselenggarakan KADIN Indonesia, dan Swisseconomie, yang juga dihadiri wakil dari instansi terkait, serta membuka pertemuan bersama dengan Menko Infrastruktur dan Kewilayahan, kegiatan infrastruktur hijau dan solusinya.


HUT

Rangkaian pertemuan itu juga melibatkan pertemuan antar pihak swasta, termasuk kunjungan Menteri Parmelin ke Bandung untuk meninjau peternakan susu serta politeknik POLMAN di Bandung, serta mengunjungi perusahaan joint venture antara Swiss dengan BUMN Indonesia.

Topik utama yang menjadi sorotan adalah komitmen Swiss untuk meningkatkan kemitraan, kerja sama mendukung pembangunan Indonesia di beberapa bidang prioritas. Seperti pendidikan vokasi, kesehatan, farmasi, rantai pasok industri berbasis teknologi, infrastruktur hijau dan energi terbarukan.

Kerja sama kemitraan kedua negara didasarkan atas prinsip saling melengkapi (komplementer) serta saling menguntungkan. Kedua negara telah menandatangi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (Indonesia-EFTA CEPA) dan perjanjian bilateral bidang investasi (Bilateral Investment Treaty), dan menjadikan Swiss salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa, serta investor asing dari Eropa terbesar ketiga di Indonesia.

Perdagangan kedua negara selalu mengalami kenaikan, dengan surplus perdagangan yang cukup tinggi bagi Indonesia. Bersama Menteri Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS, Menteri Parmelin meluncurkan kerja sama pembangunan yang dibiayai oleh Swiss untuk periode 2025-2028 yang mencakup sektor-sektor prioritas Indonesia. Seperti pengembangan sumber daya manusia, pemberdayaan UMKM, kerja sama pembangunan berkelanjutan serta pengembangan infrastrukur hijau.

Dubes RI untuk Swiss, Ngurah Swajaya, yang juga turut menghadiri seluruh rangkaian pertemuan, menilai bahwa kunjungan yang pertama kali dilakukan oleh Menteri Parmelin, yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Presiden Konfederasi Swiss, memberikan makna dan momentum yang sangat kuat untuk meningkatkan kemitraan yang saling menguntungkan.

Di tengah situasi perekonomian global yang masih belum menentu dan ancaman perang dagang, kedua negara bisa saling melengkapi dan menjadi mitra yang kuat untuk perdagangan, investasi dan kerja sama ekonomi lainnya.

“Indonesia dan Swiss memiliki banyak potensi kerja sama yang dapat dikembangkan karena di satu sisi, Indonesia memiliki pasar dan demand yang cukup besar, termasuk sumber daya alam dan sumber daya manusia, sementara di sisi lain Swiss memiliki teknologi dan sumber daya finansial yang dibutuhkan oleh Indonesia,” demikian ujar Dubes Ngurah.

Salah satu kerja sama yang disepakati akan dikembangkan adalah industri pengolahan sumber daya mineral (hilirisasi) yang akan disusun dalam suatu perjanjian kerja sama untuk hilirisasi sumber daya mineral dengan menggunakan teknologi dan investasi Swiss, termasuk jaringan pemasaran global.  “Hal ini merupakan salah satu wujud kerja sama konkrit yang saling menguntungkan bagi kedua negara,” lanjut Dubes Ngurah.

Kedua negara juga akan melanjutkan kerja sama pendidikan vokasi yang berbasis apprentice untuk memperkuat daya saing SDM Indonesia, termasuk pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga air, waste to energy, dan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang inovatif lainnya, termasuk dalam pengembangan kerja sama trasportasi berkelanjutan. (opp/udi)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img