MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) membuat tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Malang naik drastis. Terutama untuk destinasi wisata kampung tematik yang menjadi andalan di Kota Malang.
Ketua Forum Komunikasi Pokdarwis Kota Malang Isa Wahyudi mengungkapkan setidaknya ada tiga kampung wisata tematik yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Yakni di Kampung Heritage Kayutangan, Kampung Warna Warni Jodipan dan Kampung Tridi.
“Kunjungan harian di masing masing kampung itu normalnya berkisar 200 sampai 300 wisatawan. Kalau weekend 500-an (wisatawan). Begitu Nataru ini, kampung kampung itu meningkat 80 persen sampai 100 persen. Jadi bisa dua kali lipat,” ungkap Isa Wahyudi atau akrab disapa Ki Demang, Selasa (26/12) kemarin.
Menurut Ki Demang, kenaikan jumlah wisatawan itu tidak hanya dari wisatawan domestik saja. Tapi juga banyak dari wisatawan mancanegara. Ia menyebut, apabila jumlah kunjungan diperkirakan mencapai 800 wisatawan per hari di satu kampung, 200 orang diantaranya wisatawan mancanegara.
“Kondisi ini tentu meningkat (dibandingkan dengan tahun lalu). Kalau saya melihat, peningkatan ini tidak lepas dari peran dari teman-teman Pokdarwis yang selalu semangat menghidupkan kampungnya,” tegasnya.
Selain ketiga kampung itu, juga ada Kampung Biru yang mengalami peningkatan kunjungan wisatawan. Namun, kata Ki Demang, kenaikannya hanya sepertiga dari hari biasanya. Atau sekitar 30 persen saja. Hal ini terjadi karena ditengarai wisatawan sudah cukup lelah untuk berkeliling di Kampung Warna Warna Jodipan dan Kampung Tridi. Sehingga hanya dijadikan sebagai salah satu alternatif kunjungan.
Sedangkan untuk kampung wisata tematik lain dikatakan Ki Demang memang sudah selesai musimnya.
“Kampung wisata itu kan dibagi dua. Ada kampung wisata berbasis edukasi dan kampung wisata berbasis kunjungan. Kalau edukasi seperti Kampung Budaya Polowijen, Kampung Gerabah Penanggungan, Kampung Keramik Dinoyo, Kampung Sanan Tempe, itu kemarin kemarin juga banyak yang datang dengan bus-bus rombongan. Itu musimnya sudah selesai kemarin,” bebernya.
Meski sejumlah kampung mengalami peningkatan yang signifikan, Ki Demang tetap berharap kepada pemerintah agar perhatian terhadap kampung wisata bisa ditingkatkan. Sebab, selama ini ia menilai ada sejumlah masalah yang hingga sekarang masih menjadi kendala bagi Pokdarwis di berbagai kampung. Misalnya seperti pembangunan dan pelaksanaan event secara swadaya, hingga belum ditemukannya nomenklatur untuk bantuan pembangunan dari pemerintah.
“Contohnya saja untuk Festival Kali Brantas dan beberapa event itu kami mengeluarkan sampai Rp 50 juta, itu dari kocek kami sendiri. Ke depan ada beberapa hal yang harus dilakukan. Ibarat kata mengkaji ulang, membuat masterplan, roadmap, rencana aksi sehingga kampung wisata nanti benar benar terbangun dengan lebih baik,” tutupnya. (ian/aim)