MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu mencatatkan perekonomian pasca pandemi tumbuh dengan positif. Menutup triwulan III tahun 2022 ini Pemerintah Kota Batu mencatatkan pertumbuhan ekonomi mencapai hampir 6 persen.
Wakil Wali Kota Batu, Ir. Punjul Santoso M.M mengatakan bahwa Kota Batu yang berkembang cukup pesat mampu menjadi barometer perekonomian di tingkat regional Jatim. Hal tersebut tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi yang sangat baik.
“Pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari angka kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Pada 2007 lalu kunjungan berada di angka 561,7 ribu wisatawan dan melesat 7,22 wisatawan pada 2019. Kemudian redup pada 2020 hingga 2021 terhantam gelombang pandemi,” ujar Punjul kepada Malang Posco Media, Kamis (27/10) kemarin.
Selepas pandemi awal tahun 2022, menjadi titik balik kunjungan wisatawan yang berangsur-angsur pulih. Itu mengacu dari dengan tingkat kunjungan wisatawan 4,9 juta pada September 2022.
“Saat pandemi melanda mengakibatkan perekonomian turun. Pada 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi minus 6,4 persen dibandingkan sebelumnya yang selalu tumbuh positif 6-6,5 persen selama 15 tahun terakhir. Namun dengan kembali meningkatnya kunjungan wisatawan, titik balik baru dirasakan pada triwulan kedua 2022 yang mencapai hampir 6 persen,” bebernya.
Lebih lanjut, pembangunan pariwisata memegang peranan sangat penting bagi kemajuan Kota Batu. Karena banyak dampak positif menyumbangkan peningkatan bagi PDRB, pendapatan asli daerah (PAD) hingga membuka lapangan pekerjaan.
“Bahkan kami mencatat hampir 64 persen PAD Kota Batu tetap diperoleh dari pajak dan retribusi sektor pariwisata. Pundi-pundi PAD Kota Batu. Sisi PAD tercatat Rp 14,2 miliar dari postur APBD 2007 sebesar Rp 354,8 miliar dan mampu melesat menjadi Rp 205 miliar dari postur APBD 2021 sebesar Rp1,2 triliun,” beber Ketua DPC PDIP Kota Batu ini.
Selain itu peningkatan pendapatan perkapita juga berdampak, dari 2007 hanya Rp 12,1 juta per tahun menjadi Rp 78,46 per tahun di 2021. Untuk capaian pelayanan dasar, angka indeks pembangunan manusia (IPM) tahun 2021 76,28 poin dari sebelumnya 68,66 poin pada 2010 lalu.
Selanjutnya untuk angka kemiskinan menurun 4,09 persen pada 2021 sebelumnya 6,18 persen di tahun 2007. Begitu juga indeks rasio gini yang dapat ditekan 0,33 poin dari sebelumnya 0,39 persen.
“Sedangkan untuk efek pandemi berimplikasi pada tingginya tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,57. Sebelum pandemi 2019 lalu, tingkat pengangguran terbuka hanya 2,26 persen,” imbuhnya.
Sementara itu disampaikan oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Batu, Erwan Puja Fiatno, jumlah pengangguran meningkat menjadi 6,5 persen atau 14 ribu warga pada 2021.
Berdasarkan data BPS Kota Batu, jumlah angkatan kerja di Kota Batu pada tahun 2020 sebanyak 119.720 orang. Dari jumlah tersebut, 112.623 orang bekerja dan sisanya pengangguran yakni sebanyak 7.097. Selain pandemi, jumlah pengangguran meningkat karena para pencari kerja rata-rata tak mau mencari kerja di luar Kota Batu. Selain itu, banyaknya lulusan SMK harus bersaing dengan lulusan S1.
Untuk menekan angka pengangguran, Disnaker merencanakan menyelenggarakan sejumlah program untuk menekan tingginya jumlah pengangguran.
“Beberapa program tersebut seperti pelatihan manajemen kepada unit usaha kecil, pelatihan untuk karyawan pabrik rokok melalui dana cukai, serta bursa kerja khusus untuk SMK. Pada 16-17 November 2022 Disnaker juga bakal menggelar job fair,” ungkapnya.
Nantinya dalam job fair akan mengundang 35 perusahaan yang berada di Kota Malang, Pasuruan, hingga Surabaya. Job fair ini gratis dan tidak dipungut biaya. (eri/nug)