MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dibalik berkembangnya pemukiman yang begitu pesat, tantangan yang masih terus dihadapi adalah Global Climate Change atau perubahan iklim dunia. Tidak semua orang tahu, tanpa disadari, banyak hal yang telah dilakukan oleh manusia saat ini yang menghasilkan sebuah emisi karbon dan ternyata memengaruhi iklim dunia.
Hal ini pun menjadi topik yang menarik dalam Meet and Talk Indonesian Village Towards Net Zero Emission, yang digelar PT. Pro Lansekap Indonesia di Social Garden Cafe, Jumat (17/5) malam.
“Dunia melihat indonesia adalah negara seksi. Memiliki hutan tropis dan mempunyai mangrove yang besar di dunia, juga memiliki maritim yang luas dan besar. Bagaimana saat ini Indonesia masyarakatnya sadar diri terhadap lingkungan, bahwa pentingnya seperti menanam pohon atau tanaman, selain bisa merelaksasi dan menyumbang oksigen juga bisa menjadi ketahanan pangan,” terang Pemerhati Lingkungan sekaligus CEO Pro Lansekap Indonesia Arie Aripin.
Bincang hangat ini dibahas bersama dengan sejumlah narasumber kompeten seperti Deputi Direktur Pengawasan Bursa Karbon OJK Istiana Maftuchah, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB Prof. Dr. Ir Maftuch dan Pakar Kebijakan Ekonomi Publik Yunan Syaifullah.
Tiap negara di dunia telah sepakat memperhatikan isu perubahan iklim dunia ini sesuai dengan Perjanjian Paris. Semua negara sepakat melakukan langkah langkah untuk memperhatikan lingkungan masing masing untuk menurunkan emisi karbon
Maka dari itu, Arie mengajak agar masyarakat Indonesia juga bergabung dengan apa yang diinginkan dunia tersebut. Bahkan dengan hal terkecil di lingkungannya sendiri.
“Misalnya masyarakat bisa menanam seperti cabai yang sekarang ini bisa menjadi pemicu inflasi. Termasuk yang paling penting adalah isu udara. Kalau terlalu banyak emisi, racun berterbangan, kualitas udara buruk,” sebut dia.
Karena sebab itu, dengan kegiatan talkshow yang menghadirkan peserta dari berbagai elemen seperti perguruan tinggi, industri dan masyarakat umum ini diharapkan bisa memberi dampak positif untuk lingkungan. Setidaknya diharapkan, masyarakat bisa menanam tanaman atau pohon yang bisa menyerap emisi karbon, menanam tanaman obat obatan, hingga mengurangi limbah yang menghasilkan emisi karbon. (ian/aim)