MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Halte unik berbentuk buah dan sayur di trotoar jalan yang ada di beberapa titik Kota Wisata Batu kerap dikeluhkan warga. Pasalnya halte-halte tersebut tampak kumuh, kotor dan banyak coret-coretan vandalisme.
Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat mengatakan bahwa pihaknya sudah sejak lama turun lapangan bersama SKPD terkait untuk meninjau halte-halte yang ada di Kota Batu. “Menanggapi keluhan masyarakat bahwa halte berbentuk buah di Kota Batu nampak menjorok ke trotoar dan mengganggu pejalan kaki sudah kami tindak lanjuti. Sudah lama kami turun langsung bersama Dishub dan DLH. Hasilnya kami akan bongkar halte-halte tersebut,” ujar Alfi kepada Malang Posco Media, Selasa (26/8) kemarin.
Ia menyampaikan bahwa pembongkaran akan dilakukan. Terlebih hasil dari kajian teknis oleh Dishub telah memastikan halte-halte tersebut lokasinya berada tepat di atas trotoar. Sedangkan untuk penempatan atau pembangunan halte baru akan dikaji oleh DLH.
Selanjutnya DPUPR juga telah mengkaji bahwa halte tersebut bisa dibongkar atau dibongkar. Tidak hanya itu, halte-halte tersebut kita bongkar karena kurang fungsional dan cenderung kumuh. Serta kami prioritaskan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan,” terang Ketua PII Kota Batu ini.
Untuk pembongkaran, lanjut Alfi, akan dilakukan dalam waktu dekat. Totalnya ada lima halte buah yang akan dibongkar, di Jalan Agus salim, Jalan Brantas, Jalan Beji, Jalan Trunojoyo dan Jalan Sultan Agung. “Pembongkaran juga bersamaan dengan program pembangunan pedestrian atau trotoar di beberapa titik oleh DPUPR Kota Batu yang saat ini tengah dikerjakan,” imbuhnya.
Pembangunan pedestrian di Kota Batu diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur wisata olahraga, membuat kota lebih nyaman dan menarik bagi wisatawan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu pembangunan pedestrian dapat mempercantik wajah kota, meningkatkan estetika, dan menciptakan ruang publik yang nyaman dan aman bagi warga dan pengunjung wisata. “Semoga pembangunan ini membawa manfaat besar bagi Kota Batu yang semakin SAE,” harapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kota Batu, Ludi Tanarto mendukung penuh rencana pembongkaran halte berbentuk buah yang minim pemanfaatan. Menurutnya banyak warga mengeluhkan halte yang kurang dimanfaatkan sebagai ruang untuk menunggu transportasi umum.
“Bahkan tidak ada lagi warga yang menunggu angkutan umum di halte karena kotor dan bau. Sehingga lebih baik dibongkar dan dibangun baru yang lebih bagus dan terbuka. Tujuannya agar halte tidak digunakan untuk sesuatu hal negatif atau yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ketika sudah dibongkar, lanjut politisi PKS Kota Batu, halte lama bisa diganti dengan bangunan yang minimalis dan terbuka. Dengan begitu tidak hanya memiliki nilai seni dan indah dipandang mat, namun bisa menjadi ikon tersendiri bagi Kota Wisata Batu. (eri/udi)