MALANG POSCO MEDIA- Pertarungan calon anggota legislatif (caleg) di Dapil Klojen Kota Malang pada Pemilu 2024 bakal lebih sengit. Itu karena jumlah kursi dewan di Dapil Klojen diputuskan berkurang satu. Yakni dari enam kursi menjadi lima kursi.
Jika kursi di Dapil Klojen berkurang satu, berbeda dengan di Dapil Kedungkandang. Dapil di kawasan timur Kota Malang ini bertambah menjadi 11 dari sebelumnya 10 kursi.
Kepastian dapil dan jumlah kursi DPRD Kota Malang pada Pemilu 2024 itu sudah disosialisasikanJumat (14/4) kemarin di Savana Hotel and Conventions. Sosialisasi digelar KPU Kota Malang.
“Memang ada perubahan di dua dapil. Yakni Dapil Kota Malang 1 (Klojen) yang berkurang satu alokasi kursi. Kemudian di Dapil Kota Malang 3 (Kedungkandang) bertambah satu alokasi kursi. Seperti yang sudah kami jelaskan dasarnya jumlah penduduk di dapil,” jelas
Ketua KPU Kota Malang Aminah Asminingtyas.
Dijelaskan Aminah, berkurangnya jumlah alokasi kursi di Dapil 1, Klojen, dikarenakan jumlah penduduk di wilayah tersebut berkurang. Dibandingkan pencatatan pada tahun 2019 lalu kemudian dibandingkan dengan catatan kependudukan tahun 2023, penduduk Kecamatan Kojen berkurang sekitar 100 ribu jiwa.
Sementara jumlah penduduk di Kecamatan Kedungkandang bertambah. Inilah yang menyebabkan perubahan alokasi kursi dewan.
Menurut Peraturan KPU, kata dia, range atau batas wajar alokasi kursi per dapil minimal tiga kursi dan maksimal 13 kursi. Dapil serta alokasi kursi pada Pemilu 2024 Kota Malang sudah berdasarkan segala ketentuan tersebut. Tidak ada yang terlalu rendah dan terlalu besar alokasinya.
“Karena ini sudah diputuskan KPU melalui surat keputusan resminya, maka kami segera sosialisasikan. Mulai saat ini diputuskan dan memang tidak bisa diganggu gugat lagi. Masa sanggah dan keberatan juga sudah lewat,” jelas Aminah.
Komisioner KPU Kota Malang Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu Deny Rachmat Bachtiar menambahkan, dapil dan alokasi kursi DPRD Kota Malang pada Pemilu 2024 masing-masing memiliki rincian jumlah pemilih, kelurahan dan pemilihnya.
Alokasi kursi terbesar yakni Dapil 3 Kedungkandang dengan alokasi 11 kursi akan memiliki jumlah pemilih sebesar 155.317 jiwa.
“Untuk jumlah pemilih kita masih pakai data DPS (Daftar Pemilih Sementara) karena masih belum diputuskan. Tapi kisi-kisinya seperti itu,” tegas Deny.
Jumlah pemilih yang besar juga ada di Dapil Kota Malang 4, Sukun dengan pemilih sebesar 152.296 jiwa. Sementara Dapil Kota Malang 2, Blimbing memiliki jumlah pemilih 143.039 jiwa. Di Dapil Kota Malang 5 Lowokwaru jumlah pemilih sebesar 127.419 jiwa. Sementara yang terkecil Dapil Kota Malang 1 Klojen, dengan jumlah pemilih 76.974 jiwa.
Total keseluruhan jumlah pemilih, lanjut Deny, berdasarkan DPS adalah 655.045 pemilih. Total TPS (Tempat Pemunguatan Suara) berjumlah 2.452 TPS.
“Nah jika dihitung, diakumulasikan, harga satu kursi anggota dewan di Kota Malang ini nilainya sama dengan 14 sampai 15 ribu suara. Ini yang teman-teman parpol perlu ketahui,” paparnya.
Anggota Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Malang yang turut hadir, Erna Al Magfiroh menjelaskan sebelum penetapan dapil dan alokasi kursi Pemilu 2024 Kota Malang, pihaknya menerima surat atau laporan atau tanggapan dari publik tentang perubahan alokasi kursi, khususnya di Dapil Klojen.
Akan tetapi setelah melihat dan mengecek keberatan itu, Bawaslu Kota Malang berpandangan tidak ada alasan kuat keberatan bisa dipertimbangkan atau dibahas secara rinci.
“Kami menerima beberapa keluhan dan keberatan dari perseorangan maupun dari parpol soal alokasi kursi di Klojen yang berkurang. Tetapi setelah kami lihat, kami tidak menemukan ada satupun keberatan disertai data dan kajian yang dasarnya bisa dipegang untuk mengubah usulan dapil dan kursi,” jelasnya.
Maka dari itu apa yang menjadi keputusan tentang dapil dan alokasi kursi yang sudah disampaikan KPU Kota Malang sudah valid. (ica/van)
